Makan Micin Berlebih Bisa Sebabkan Fatty Liver, Ini Penjelasannya
- Pixabay/msqrd2
JAKARTA –Monosodium Glutamat (MSG) menjadi bumbu dapur yang wajib ada disetiap dapur. Hal ini lantaran dengan adanya tambahan MSG, dapat membuat masakan menjadi lebih gurih dan enak. Tak mengherankan jika sejumlah makanan yang memiliki cita rasa gurih jadi idola masyarakat tanah air.
Ya, makanan dengan kandungan MSG sendiri jadi makanan yang paling banyak dikonsumsi terutama saat sedang santai atau tengah mengerjakan deadline. Namun konsumsi makanan yang mengandung MSG berlebihan bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Salah satunya, disebut jika mengonsumsi makanan yang berpenyedap rasa atau MSG dalam jangka panjang dapat memicu fatty liver atau perlemakan hati. Perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah penumpukan lemak yang berlebih pada organ hati.
Penumpukan abnormal tersebut biasanya terjadi pada sel-sel hati. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati yang seharusnya memproses makanan dan minuman, serta menyaring zat berbahaya dari darah.
Lantas benarkah konsumsi makanan berpenyedap rasa atau MSG dalam jangka panjang bisa picu perlemakan hati? Terkait hal itu, Spesialis penyakit dalam konsultan hati dan pencernaan, dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH menjelaskan bahwa hal tersebut kurang tepat.
"Tidak terbukti penyedap rasa micin MSG membuat terjadinya perlemakan hati. Tetapi penyedap rasa bikin kita jadi pengen makan banyak. Akhirnya kalori masuk tinggi," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Selasa 2 Januari 2024.
Lebih lanjut diungkap oleh Irsan, ketika kalori yang masuk dalam tubuh tinggi bisa menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas ini kata Irsan menjadi salah satu penyebab atau risiko dari fatty liver atau perlemakan hati.
"Akhirnya fatty liver. Jadi bukan kandungannya, tapi makanan yang dia dorong untuk masuk. Faktor makan berlebihan berlemak, jarang olahraga, picu obesitas terjadi perlemakan hati," jelas dia.
Bisa Dialami Setiap Gender dan Usia
Irsan menjelaskan bahwa perlemakan hati tidak hanya terjadi di usia 45 tahun ke atas saja. Bahkan belakangan ini perlemakan hati juga menyerang anak-anak.
“Perlemakan hati bukan hanya untuk usia 45 tahun ke atas saja, balita anak kecil sekarang jadi masalah karena kasus obesitas pada anak banyak. Rekan dokter anak banyak laporkan kasus perlemakan hati yang meningkat pada anak. Itu sudah dilaporkan di seluruh dunia. Tetapi seiring bertambah umur, memang perlemakan hati lebih tinggi.Studi di tahun 2000 ditemukan pada usia 40,45 tahun ke atas dibanding di bawah itu 2 kali lipat terkena perlemakkan hati,” jelas dia.
Irsan juga menjelaskan bahwa perlemakan hati tidak hanya dialami oleh pria yang suka makan makanan berlemak dan suka konsumsi alkohol saja. Wanita juga bisa mengalami perlemakan hati, terutama mereka yang sudah mengalami menopause.
“Hasil studi bervariasi, ada hasil studi melaporkan wanita lebih banyak, hasil studi lain yang melaporkan laki-laki lebih banyak. Hasil studi itu harus dilihat wanita di umur berapa banyak peningkatan pada saat menopause, sebetulnya sama. tergantung kelompok umur tertentu,” ujar dia.