Ammar Zoni 3 Kali Ditangkap karena Narkoba, Ahli Beberkan Alasan Mengapa Kecanduan Sulit Sembuh

Ilustrasi narkoba.
Sumber :
  • dok. Pixabay

VIVA Lifestyle – Untuk ketiga kalinya, aktor Ammar Zoni kembali ditangkap karena mengonsumsi narkoba. Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, penangkapan Ammar Zoni terkait narkoba terjadi pada Selasa malam, 12 Desember 2023 di apartemennya di kawasan Serpong, Tangerang.

"Tadi malam (Ammar Zoni dibekuk). Di apartemen daerah Serpong," ujar Panjiyoga, dalam keterangannya.

Diketahui, ini bukan penangkapan Ammar Zoni yang pertama kali soal kasus narkoba. Pasalnya, tahun 2017 ia juga pernah ditangkap karena kasus yang sama. Sebelum ini, pada bulan Maret 2023 ia juga ditangkap.

Ammar Zoni.

Photo :
  • Instagram

Melalui kasus Ammar Zoni, muncul sebuah pertanyaan, mengapa pengguna narkoba sangat sulit untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan terlarang tersebut?

Ahli membocorkan mengapa para pecandu sangat sulit untuk keluar dari lingkaran narkoba.

Mengapa sulit berhenti?

Menurut ahli rehabilitas Safe Sound Treatment, gangguan kecanduan dan penggunaan narkoba sering kali disalahpahami. Penelitian bertahun-tahun menunjukkan bahwa gangguan penggunaan narkoba adalah kondisi medis yang kompleks, kronis, dan dapat diobati serta melibatkan perubahan pada otak kita.

Kebanyakan orang tahu bahwa penyalahgunaan narkoba tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi mereka, namun mereka tetap mencobanya. Mengapa? Mereka mungkin berpikir bahwa mereka bisa melakukan hal itu kapan pun mereka mau.

Saat pertama kali mencoba narkoba, misalnya seperti kokain atau ganja, banyak orang yang tidak menyangka bahwa mereka akan ketagihan dan menjadi kecanduan. Meskipun beberapa orang tahu cara mengendalikan kecanduan mereka, kebanyakan orang tidak bisa.

Ada banyak faktor yang membuat berhenti dari kecanduan menjadi suatu tantangan. Ahli menuturkan bahwa tubuh kita terbiasa dengan efek obat yang mengubah bahan kimia di otak.

Kecanduan biasanya memengaruhi korteks frontal otak, sehingga kita tidak dapat membuat penilaian yang tepat.

Saat kita menggunakan narkoba, jumlah dopamin di otak akan meningkat dan itu bisa memberi penggunanya perasaan senang, membuat kita merasa baik sepanjang waktu. Dengan konsisten menggunakan obat-obatan tersebut, otak akan mendapat lebih banyak dopamin.

Lebih banyak dopamin berarti lebih banyak perasaan senang yang intens, bahkan lebih dari yang biasa dirasakan otak kita. Akibatnya, otak memberi kompensasi dan memproduksi lebih sedikit saat kita tidak menggunakan obat-obatan itu.

Karena pengguna sudah terbiasa dengan narkoba tersebut, otak mungkin tidak lagi mampu memberikan dopamin yang cukup, sehingga menyebabkan gangguan mental atau fisik. Orang dengan masalah kecanduan mungkin merasa tertekan,serta gelisah dan satu-satunya hal yang membuat mereka merasa lebih baik adalah dengan terus menggunakan narkoba.

Seseorang dapat dikatakan mempunyai masalah kecanduan ketika mereka menggunakan narkoba untuk merasa baik atau normal kembali.

Saat kita kecanduan zat tertentu, otak menyesuaikan diri dengan kehadiran obat tersebut. Dan kita akan menjadi ketergantungan pada hal ini karena hal ini membuat kita merasa baik dan normal.

Bagi sebagian dari pecandu, penggunaan narkoba berulang kali dapat mengubah cara kerja area tertentu di otak dan cara berkomunikasi satu sama lain.

Ilustrasi narkoba.

Photo :
  • dok. Pixabay

Perubahan-perubahan ini dapat membuat kita lebih sulit menikmati aktivitas yang sehat, dan terkadang orang mulai perlu menggunakan obat-obatan agar merasa lebih baik.

Menghentikan atau mengurangi secara signifikan penggunaan narkoba secara tiba-tiba bahkan dapat menyebabkan gejala putus obat yang dapat berkisar dari emosi negatif yang kuat, mirip gejala flu, hingga keadaan darurat yang mengancam jiwa.