Usai China, Belanda Laporkan Kasus Pneumonia Misterius pada Anak

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

VIVA Lifestyle – Beberapa waktu belakangan ini China melaporkan adanya kasus pneumonia misterius pada anak-anak. Kasus pneumonia yang menyerang anak-anak di China ini membuat rumah sakit tingkat kota kewalahan. 

Surat kabar China, Global Times menyebut Rumah Sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 pasien setiap hari dan sudah penuh selama dua bulan terakhir. Selain itu klinik rawat jalan, klinik anak dan departemen pernapasan di beberapa rumah sakit di Beijing, telah dipesan setidaknya selama tujuh hari. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Selain di China, ternyata baru-baru ini Belanda juga melaporkan adanya peningkatan yang aneh dalam kasus pneumonia pada anak-anak minggu ini. Melansir The Messenger, Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL), sebuah lembaga penelitian di Utrecht, sekitar 40 km selatan Amsterdam, melaporkan bahwa 80 dari 100 ribu anak berusia antara 5 hingga 14 tahun menderita pneumonia pada minggu lalu.

Ini adalah wabah pneumonia terbesar yang pernah dicatat NIVEL dalam beberapa tahun terakhir. Pada puncak musim flu 2022, ketika kasus pneumonia paling umum terjadi, tercatat ada 60 kasus untuk setiap 100 ribu anak dalam kelompok umur tersebut.

Sebuah outlet berita di Belanda mengatakan baik NIVEL maupun Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan, yang setara dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Belanda, belum bisa memberikan penjelasan mengapa kasus pneumonia meningkat.

Kasus pneumonia misterius di Tiongkok juga mulai menimbulkan kekhawatiran. Laporan pertama muncul minggu lalu bahwa rumah sakit anak-anak di Beijing dan provinsi Liaoning dipenuhi oleh anak-anak yang datang dengan penyakit pneumonia.

Pejabat Tiongkok mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa tidak ada patogen baru yang terdeteksi dalam wabah tersebut. Sebab penyakit tersebut disebabkan oleh virus musiman seperti flu dan RSV, serta bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Para pejabat mengatakan bahwa tindakan ketat terkait COVID-19, yang dicabut pada akhir 2022, membuat masyarakat rentan terhadap virus tahunan ini. Kini, selama musim flu pertama sejak pencabutan lockdown ketat akibat COVID-19 di negara ini, populasinya dirusak oleh penyakit yang menyerang setiap tahunnya.

Namun, kebijakan terkait COVID-19 sudah tidak diterapkan lagi di Belanda selama beberapa waktu, sehingga tidak jelas apa yang menyebabkan lonjakan kasus serupa pada tahun ini.

Beberapa pihak khawatir bahwa pejabat di Tiongkok menutupi tahap awal epidemi. Negara ini banyak dikritik karena respons awal mereka terhadap penemuan COVID-19 hampir tepat empat tahun yang lalu, dan beberapa orang melihat situasi saat ini sebagai cerminan dari masa lalu.