Gejala PMS dan PMDD Jelang Menstruasi Ternyata Bisa Diobati, Wanita Wajib Tahu!
- Pixabay/Saranya7
VIVA Lifestyle – Menjaga kesehatan reproduksi yang mencakup kondisi fisik, psikis, dan sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi, adalah hal yang penting. Terganggunya kesehatan reproduksi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan perempuan. Seperti gangguan Sindrom Pra-Menstruasi (PMS) dan gangguan Pra-Menstruasi Disporik/Parah (PMDD) yang kerap dialami wanita saat pra-menstruasi.
Sebuah penelitian menunjukkan, hampir setengah dari wanita di seluruh dunia, termasuk 95 persen di Indonesia, mengalami PMS. Kondisi ini bisa membuat perempuan merasa tidak nyaman dengan gejala seperti perubahan mood, sakit perut, sakit kepala, dan gangguan lainnya seperti mual dan sembelit. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Selain PMS, ada juga PMDD yang memiliki gejala yang hampir sama dengan PMS, tapi lebih parah. PMDD bisa membuat perempuan mengalami kecemasan dan serangan panik, mudah marah dan tersinggung, suasana hati yang buruk dan perasaan tertekan, perubahan nafsu makan yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Selain itu, PMDD bahkan dapat menimbulkan masalah pada kulit, pernapasan, penglihatan dan pencernaan.
Data menunjukkan bahwa sekitar 6 juta perempuan di seluruh dunia menderita PMDD, meskipun angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak perempuan tidak melaporkan gejalanya karena khawatir akan penilaian negatif. Hingga akhirnya bisa berdampak besar dan berkepanjangan pada kesehatan perempuan selama masa reproduksi.
Lalu, adakah cara untuk meredakan gejala PMS dan PMDD?
Head of Medical Dept. - Pharmaceuticals Bayer Indonesia, dr. Dewi Muliatin Santoso, mengatakan, sebelum atau selama haid, perempuan kerap kali mengalami PMS maupun gejala lebih parah yang biasa disebut PMDD, yang dapat memengaruhi kesehatan perempuan secara menyeluruh. Namun sayangnya, hal ini seringkali diabaikan atau dianggap sepele oleh masyarakat.
"Kami menyadari bahwa kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan perempuan, dan mengatasi kondisi seperti itu adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan," ujarnya saat sesi edukasi Bicara Kontrasepsi yang digelar Bayer.
Menurutnya, salah satu cara untuk meredakan gejala PMS dan PMDD saat mendekati serta selama menstruasi adalah dengan menggunakan pil KB modern yang mengandung Drospirenon. Penggunaan pil KB ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam membantu mengatur hormon yang berperan dalam PMS dan PMDD.
"Drospirenon memiliki sifat seperti Progesteron yang membantu mengatur proses dan siklus menstruasi. Ini adalah satu-satunya kontrasepsi hormonal yang telah menjalani uji coba besar dan terkendali, dan terbukti efektif dalam mengatasi PMDD," jelasnya.
"Pil KB modern yang mengandung Drospirenon memegang peran penting dalam membantu perempuan mencapai kondisi kesehatan reproduksi yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa pil ini hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya," imbuh dr. Dewi.