Apa Gejala Klinis Penanda Cacar Monyet dan Kapan Harus Tes Swab Monkeypox?
- crosstimbersgazette
JAKARTA – Cacar monyet atau Mpox kembali bertambah di Indonesia. Hingga Senin malam 6 November tercatat sudah 35 kasus terkonfirmasi Mpox di Indonesia.
Kembali bertambahnya kasus Mpox di Indonesia ini perlu diwaspadai oleh masyarakat. Termasuk dengan gejala khas dari cacar monyet tersebut. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Ketua Satgas Mpox PB IDI, dr. Hanny Nilasari, SpDVE menjelaskan gejala klinis yang dilaporkan berdasarkan penelitian yang dilaporkan di jurnal kedokteran luar negeri di tahun 2022 lalu.
Dari 4.080 pasien saat itu 70 persen ruam kulit yang paling banyak dilaporkan oleh pasien terkonfirmasi Mpox.
Kemudian disusul dengan limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening sebesar 62 persen. Demam atau meriang sebesar 62 persen, nyeri otot sebesar 11 persen dan sisanya perdarahan rektrum.
Lantas kapan seseorang perlu melakukan tes setelah munculnya tanda seperti lesi pada kulit?
"Masa inkubasi virus ini 6-21 hari itu secara teori. Tetapi dari beberapa gambaran manifestasi klinis atau dari gambaran pasien Mpox di Jakarta ternyata terlihat gejalanya tidak selalu mengikuti hal itu. Jadi ada satu pasien yang tidak merasa gejala demam tapi mulai muncul kelainan kulit kemudian diikuti demam tiga hari berikutnya," kata dia dalam virtual media briefing PB IDI, Selasa 7 November 2023.
Hanny mengungkap jika pasien sudah ada kelainan kulit, yang diduga bukan suatu alergi, bukan suatu inflamasi biasa, dermatitis yang biasa diderita pasien tersebut. Maka kita bisa curigai kemungkinan Mpox.
"Kita curigai jangan-jangan ini adalah gejala atau infeksi mpox. Tapi tidak semua lesi kulit itu adalah gejala Mpox jadi harus hati-hati. Kalau kita mencurigai betul-betul adalah LSL, HIV, pasien imunokompromais, kemudian melakukan kontak seksual, ada lesi kulit tidak biasa, kita langsung harus datang ke dokter. Jadi yang penting mengidentifikasi lesinya seperti apa, tidak semua diikuti demam," kata dia lebih lanjut.
Dia juga menjelaskan jika terkonfirmasi Mpox maka perlu untuk melakukan isolasi. Nantinya dokter kata dia akan menentukan apakah pasien bisa melakukan isolasi di rumah atau harus di rumah sakit.
"Kalau di rumah bagaimana kondisi di rumah, apakah tidak menularkan kepada yang lain. Apakah punya kamar sendiri suplay makanan, gizi terjamin. Penggunaan kamar mandi sendiri. Itu semua harus berdasarkan keputusan dokter. Tapi kalau misalnya pasien perlu pengawalan ketat apalagi jika ada komorbid seperti HIV, hipertensi itu harus pengawasan ketat dan diindikasikan rawat inap," kata Hanny menjelaskan.