Waspada! Polusi Udara Kian Memburuk, Bisa Jadi Penyebab Stroke
- Freepik/rawpixel.com
JAKARTA – Stroke kini menjadi salah satu penyakit yang butuh perhatian khusus karena bisa menimpa siapa saja di waktu yang tidak terduga. Pada dasarnya, ada beberapa faktor risiko penyebab seseorang bisa terkena serangan stroke, yakni faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi di antaranya adalah hipertensi, obesitas, kadar gula darah yang tinggi, pola makan tidak sehat, tingginya gula, garam, dan lemak, hingga kolesterol dan gangguan fungsi ginjal. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Selain itu, hal yang patut diwaspadai adalah polusi udara. Spesialis saraf, Dr. Muhammad Kurniawan, SpN(K), MSc (stroke med.) menjelaskan bahwa polusi udara yang buruk tidak hanya mengganggu masalah kesehatan tetapi juga berkaitan dengan penyakit-penyakit kardiovaskular.
"Memang belakangan dari WHO dan publikasi mengaitkan polusi dengan kardiovaskular. Polusi meningkatkan inflamasi kronik yang nantinya mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan dan stroke. Pendarahan ini karena pembuluh darah pecah dan masalah ini menjadi concern global," jelas Dokter Kurniawan, dalam media briefing bersama Kementerian Kesehatan dalam rangka Hari Stroke Sedunia di Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023.
Polusi udara yang buruk tentunya tak luput dari kondisi cuaca panas yang melanda berbagai daerah di Indonesia. Meningkatnya suhu udara terjadi beriringan dengan kondisi udar yang buruk juga.
Bicara soal cuaca, sebenarnya cuaca panas lebih berpotensi menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Ketika asupan air ke dalam tubuh kurang, maka bisa berakibat pada pengentalan darah yang berakhir pada penyumbatan.
"Ini bisa menyebabkan dehidrasi, jadi seandainya orang berada di cuaca panas dan kurang minum maka bisa dehidrasi. Sehingga menyebabkan kekentalan darah dan terjadi stroke karena ada sumbatan," terangnya.
"Namun sebenarnya tidak berkolerasi langsung antara cuaca panas dengan stroke. Jadi kalau orang bisa jaga hidrasi, bisa mencegah stroke," kata Dokter Kurniawan.
Untuk mencegah terjadinya stroke, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Melakukan pemeriksaan dini ke dokter juga diperlukan untuk meminimalisir beberapa faktor risiko yang mungkin dimiliki tanpa disadari.
Sementara itu, beberapa faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi di antaranya adalah usia di atas 55 tahun, jenis kelamin, ras (kebanyakan dari ras kulit hitam), genetik dan riwayat keluarga, serta riwayat stroke sebelumnya.