14 Pasien Terkonfirmasi Monkeypox, 12 Diantaranya Didiagnosa HIV Hingga Sifilis
- pixabay
JAKARTA – Kementerian Kesehatan kembali mengumumkan penambahan konfirmasi kasus monkeypox di Indonesia. Hingga Rabu malam 25 Oktober 2023, kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia mencapai 14 kasus. Dari 14 kasus tersebut diketahui ada di antaranya berada di Tangerang, sementara sebagian besar berada di DKI Jakarta.
"Di Indonesia sampai hari ini sampai tanggal malam 14 kasus konfirmasi sudah lab positif. Di luar DKI ada, Tangerang sudah ada," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu dalam virtual press conference Kamis 26 Oktober 2023.
Diungkap oleh Maxi rata-rata penambahan kasus monkeypox harian mencapai 2 hingga 3 kasus. Dari 14 kasus itu kata Maxi terjadi pada usia produktif yakni 25 hingga 29 tahun. Dan semua kasus terjadi pada pria.
"64 persen kasus konfirmasi usia 25-29 kasus. Kaitannya dengan umur ini karena mereka saat anak-anak belum mendapatkan vaksinasi cacar. Sisanya usia 30-39 tahun, semuanya 100 persen laki-laki," jelas dia.
Metode Penularan
Lebih lanjut, diungkap Maxi penularan yang terjadi pada 14 kasus terkonfirmasi monkeypox ini adalah kontak seksual.
"Metode penularan kemungkinan besar kontak seksual orientasi seksual itu paling banyak LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki) 68 persen. Heteroseksual dan biseksual ada," kata dia.
Sementara itu, Maxi juga mengungkap bahwa dari 14 pasien terkonfirmasi kasus monkeypox memiliki penyakit penyerta. 12 diantaranya terkonfirmasi HIV.
"12 HIV, di samping itu sifilis, ada juga yang hipertensi," katanya.
Jalani isolasi
Maxi mengungkap bahwa saat ini seluruh pasien yang terkonfirmasi monkeypox sedang menjalani isolasi di rumah sakit. Untuk perawatannya sendiri pasien diberikan obat anti virus dan antibiotika jika memiliki lesi menonjol.
"Untuk kasus ini pemberian terapi di isolasi di rumah sakit, pengobatan lebih banyak asimtomatik dikasih anti virus dan antibiotik kalau ada lesi menonjol," jelasnya.
Untuk kondisi ke14 pasien tersebut diungkap Maxi dalam keadaan stabil. Pasien tersebut kemungkinan bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu 1-2 minggu ke depan.
"Semua pasien dalam kondisi stabil 1-2 minggu pelan-pelan lesinya hilang kalau kondisi bagus bisa kita pulangkan," katanya.