Fogging Bikin Nyamuk Demam Berdarah Jadi Resisten, Waspada!
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
JAKARTA – Risiko kasus demam berdarah perlu diwaspadai di tengah perubahan cuaca seperti saat ini. Sebab, peningkatan suhu udara yang terjadi belakangan ini bisa mempengaruhi pola gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS. menjelaskan, suhu panas mempercepat nyamuk untuk menyebarkan virus.
"Penelitian suhu yang di bawah 20 derajat nyamuk menggigit 5,5 hari 1 kali gigit. Suhu 33 derajat naik gigit 2 hari. Naik dua kali," kata Maxi saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Selatan, Rabu 27 September 2023.
Demam berdarah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti paling banyak dialami oleh anak-anak usia 0-14 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa dialami oleh orang dewasa.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia, Prof. Dr.dr. Sri Rezeki Hadinegoro, p.A (K) mengatakan, gejala demam berdarah pada anak umumnya akan mengalami demam.
"Dengue ini disebabkan oleh virus. Kalau virus kena anak pasti demam. Pada umumnya demam tidak ada batuk, pilek hati-hati curigai ini bisa demam berdarah," kata dia.
Sri melanjutkan, jika sudah tiga hari anak diobati dengan obat penurun demam namun demamnya tak kunjung turun, disarankan untuk melakukan cek laboratorium.
"Kenapan tiga hari, karena pada umumnya DBD masuk pada lebih kritis tekanan darah menurun, pembuluh darah merembes, anak kejang, anak kekurangan cairan. Ini tiga hari hitungannya jam-jam. Misalnya Rabu dicek, bisa dicek lagi di hari Minggu," kata dia.
Maxi menambahkan, yang perlu diperhatikan orang tua adalah jika anak sudah diberi obat penurun panas paracetamol namun gejala panas tidak turun, perlu waspadai demam berdarah.
"Kalau terjadi DBD, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah diberi minum yang banyak. Datang ke pusat kesehatan seperti puskesmas untuk memastikan diagnosa," kata Maxi.
Pengasapan atau fogging umumnya dianggap sebagai salah satu cara mengatasi perkembangan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah. Namun, Maxi menegaskan bahwa fogging justru bisa membuat nyamuk menjadi resisten.
“Nyamuk itu makin resisten karena insektisida itu lama-lama kenal jadi resisten sama nyamuk,” jelasnya.
Maxi menjelaskan bahwa fogging biasanya dilakukan setelah petugas melakukan penyidikan epidemologi di mana di daerah tersebut terdapat kasus pasien positif DBD dan ditemukan adanya jentik nyamuk.
“Jadi diyakinkan di situ ada baru ada pasien positif DBD kemudian jentik ada di sekitar itu boleh dilakukan dengan radius sekitar 100 meter dilakukan foging. Melakukan fogging di situ enggak ada orang sakit difogging,” ujarnya.