Pakar Sebut Pasien Kanker yang Meninggal Bukan Karena Kanker Melainkan Serangan Jantung dan Stroke

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Times of India

JAKARTA –  Tingginya kasus kanker di seluruh dunia menuntut perhatian yang serius. Data Globocan (The Global Cancer Observatory) tahun 2020 menunjukkan terdapat 19,3 juta kasus kanker. Dari data itu juga diketahui bahwa ada 10 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia. 

Berdasarkan data ini juga diperkirakan 1 dari 5 penduduk dunia mengalami kanker dengan angka kematian akibat kanker mencapai 1 diantara 8 laki-lali dan 1 dari 11 perempuan. Scroll lebih lanjut ya.

Kanker merupakan penyakit kompleks yang merupakan interaksi antara genetik, lingkungan dan menyebabkan disfungsi dari berbagai sistem organ. Adanya mutasi DNA yang diperberat dengan rendahnya fungsi imun menyebabkan penderita kanker sering ditemukan pada stadium lanjut.

Foto ilustrasi sel kanker | news.sky.com

Photo :
  • vstory

Oleh karena itu deteksi dini perlu dilakukan dalam skala yang luas pada masyarakat umum dan terlebih pada pasien dengan riwayat keganasan pada keluarga. Berbeda dengan tumor jinak. Sel kanker menghasilkan zat racun berupa sitokin yang berpengaruh pada tubuh pasien secara sistemik. 

Sitokin dari kanker menyebabkan gangguan pada darah berupa hiperkoagulasi yang menyebabkan darah dari pasien kanker cepat membeku dan menyebabkan gumpalan sepanjang dinding pembuluh darah, suatu kondisi yang disebut dengan tromboemboli. 

Gumpalan ini menyebabkan gangguan sistem jantung dan pembuluh darah sehingga banyak pasien kanker meninggal karena penyakit ini. 

Hal ini diperberat dengan fakta bahwa sebagian besar pasien kanker adalah kelompok pasien lansia/geriatri yang mengidap berbagai penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke.

“Dulu pasien kanker meninggal karena infeksi. Kalau sekarang pasien kanker meninggal bukan karena kankernya tapi karena serangan jantung atau stroke,” kata spesialis penyakit dalam, Prof Dr.dr. A Haryanto Reksodiputro, SpPD, K-HOM.

Tak hanya itu saja dijelaskan bahwa Sitokin ini menyebabkan pasien dengan kanker mengalami gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Gangguan metabolisme karbohidrat menyebabkan kondisi diabetes sehingga pasien kanker tidak dapat mengolah glukosa dengan baik. 

Gangguan metabolisme protein menyebabkan penghancuran asam amino sehingga otot mengecil. Gangguan metabolisme lemak menyebabkan penghancuran lemak berlebihan sehingga berat badan menurun.

“Banyak orang kanker selain lemaknya jadi kecil, karbohidrat, protein, cairan dalam tubuh juga berubah kurang. Berbeda dengan mereka yang tiroid, diabetes kalau kanker orangnya menjadi kurus kering karena ototnya berkurang,“ jelasnya lebih lanjut.