Sebabkan 2 Kematian, Begini Penularan Virus Nipah yang Perlu Diwaspadai Masyarakat
- Pixabay
JAKARTA – Kasus virus Nipah di Kerala tengah menjadi perhatian serius dunia. Hingga saat ini sudah dua orang yang dilaporkan meninggal dunia akibat virus Nipah.
Setidaknya sudah ada 1.080 orang dilaporkan telah menjalani tes setelah diketahui pernah melakukan kontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif.
297 orang diantaranya masuk dalam katagori penularan tinggi, yang mana 122 orang diantaranya adalah petugas kesehatan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Menyusul dengan keadaan tersebut pemerintah Kerala memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan sejumlah institusi pendidikan ditutup hingga 24 September 2023 ini.
Melansir laman Times of India, setidaknya terdapat dua strain virus Nipah: strain Malaysia dan strain Bangladesh, yang terakhir ini terkait dengan wabah di Bangladesh dan India.
Meskipun strain Malaysia tidak menunjukkan tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia, namun strain Bangladesh dapat menyebar dari satu manusia yang terinfeksi ke manusia yang sehat.
Lantas bagaimana proses penularan virus nipah? Penularan virus Nipah yang menular dari manusia ke manusia terjadi ketika seorang individu yang sehat melakukan kontak langsung.
Penularan ini melalui sekresi tubuh orang yang terinfeksi, seperti urin, darah, dan tetesan hidung atau pernapasan. Hal ini membuat staf layanan kesehatan, perawat, atau pengunjung berisiko tinggi tertular infeksi.
Selain melalui manusia ke manusia, virus Nipah juga dapat menular dari hewan yang terinfeksi ke manusia, terutama jika hewan tersebut telah memakan atau meminum makanan yang terkontaminasi oleh kelelawar buah.
Makanan yang mengandung urin, air liur, dan kotoran kelelawar dapat menginfeksi hewan dan manusia. Hal ini berkaca pada wabah Nipah tahun 2014 di Filipina diketahui disebabkan oleh kontak dengan kuda atau konsumsi daging kuda.
Kotoran kelelawar dianggap sebagai pupuk yang baik untuk tanaman. Bat guano, atau akumulasi kotoran kelelawar, memperbaiki tekstur tanah. Kotoran kelelawar ini meningkatkan kemampuan pengeringan tanah sehingga mengurangi kepadatannya dan membantu pertumbuhan tanaman. Kotoran kelelawar juga kaya akan nitrogen.
Maka dari itu, banyak petani yang menggunakan guano kelelawar di lahan pertaniannya sehingga membuat mereka bersentuhan langsung dengan virus.
Meski memiliki risiko kematian yang cukup tinggi. Namun virus Nipah ini bisa dicegah penularannya. Cara pertama untuk mencegah wabah Nipah adalah dengan meminimalkan kontak dengan kelelawar.
Hal ini berarti mendorong masyarakat untuk mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi, membersihkan tangan setelah memetik atau menyiapkannya, dan menutup wadah yang digunakan untuk menampung nira dan merebusnya sebelum dikonsumsi.
Apabila hewan seperti babi telah diidentifikasi sebagai sumber infeksi, pemusnahan hewan tersebut terbukti efektif.
Risiko penularan dari manusia ke manusia dapat dikurangi melalui mencuci tangan secara teratur, menghindari berbagi makanan atau tempat tidur dengan orang yang terinfeksi.
Serta memakai alat pelindung diri saat menangani jenazah orang yang meninggal karena Nipah, demikian laporan aliansi vaksin GAVI di situs webnya.