Jerit Para Dokter Spesialis di Papua, TPP Tak Sesuai Beban Kerja
- Freepik
JAKARTA – Pada Senin, 28 Agustus 2023, puluhan dokter spesialis dan subspesialis Provinsi Papua menggelar demo di Kantor Gubernur Papua. Mereka menuntut penyesuaian besaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang dinilai tak sesuai dengan beban kerja.
Sehari setelah aksi tersebut, beberapa perwakilan dokter dari tiga rumah sakit, yakni RSUD Abepura, RSUD Dok II Jayapura dan RSJ Abepura, memaparkan tujuan dari aksi demo tersebut.
Salah satu perwakilan dokter, dr. Yunike Howay, SpA mengatakan bahwa penghasilan para dokter spesialis dan subspesialis di Papua jauh di bawah standar Kementerian Kesehatan. Padahal, beban kerja dan waktu kerja dokter lebih tinggi. Ditambah lagi mereka juga melayani on call.
"Dalam Pergub No 9 Tahun 2023 pasal 26 disebutkan bagi ASN yang melakukan pelayanan publik dan melakukan pekerjaan dengan beban kerja lebih, bagi mereka berhal tambahan penghasilan khusus yang akan dihitungkan sesuai SK Gubernur. Dengan adanya pasal ini kami merasa, benar-benar pasal kami," ungkap dr. Yunike dalam konferensi pers virtual, Selasa 29 Agustus 2023.
Namun, pada kenyataannya setelah ketiga rumah sakit itu mendapatkan TPP yang dijanjikan, ada potongan sebesar 72,5 persen.
"Dibayarkan TPP sudah 8 bulan, dibayarkan 4 bulan dengan potongan 72,5 persen. Timbullah kekecewaan kami. Kami merasa tidak dihargai, perjuangan kami sudah advokasi berulang kali," jelas dr. Yunike.
Lebih lanjut, dr. Yunike menyebut bahwa Kemenkes memberikan rumah sakit provinsi Rp24,050 juta. Secara rinci dia menyebut, dokter dengan Golongan IIIB mendapat RPp3,9 juta per bulan, Golongan IIIC Rp5,9 juta, IVA-IVC Rp7 juta, dan Golongan IVE Rp8,5 juta.
Dokter Yunike pun menegaskan apabila tuntutan mereka tidak ditanggapi dalam tiga hari, mereka pun terpaksa menutup poli rawat jalan. "Mau menyatakan kepada Pemda kalau tolong perhatikan perhatian lebih. Karena memang kami kerja lebih," tambah dia.