Kanker Payudara Pada Pria Sering Diabaikan, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
- Pixabay/ HansMartinPaul
JAKARTA – Kanker payudara secara umum lebih banyak menyerang wanita, namun jangan mengabaikan fakta bahwa pria juga memiliki sedikit jaringan payudara. 'Payudara' pria, yang strukturnya mirip pada para gadis praremaja, mungkin tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sama, tapi payudara itu ada.
Realitas yang tersembunyi ini membuat pria terpapar pada kemungkinan kanker payudara, sebuah kondisi yang tidak diperhatikan karena lebih umum muncul pada wanita.
"Pria rentan pada tipe kanker payudara yang sama pada wanita, meskipun kanker melibatkan bagian produksi ASI yang sangat jarang. Secara statistik, risiko pria mengalami kanker payudara di hidupnya sekitar 1 per 1.000," ungkap Dr. Vinay Bhatia, Kepala Biologi Molekular, Laboratorium Oncquest, Gurugram, dikutip laman Times Of India.
"Selain itu, tidak seperti wanita, yang menajalni mammogram rutin, prosedur skrining yang terstandar pada pria untuk deteksi dini masih kurang. Tidak adanya praktik itu, ditambah dengan kesadaran yang kurang, memicu pria sering mengabaikan perubahan pada jaringan payudara mereka. Respons yang tertunda ini bisa mengakibatkan kanker berkembang ke stadium yang lebih kritis sebelum mencari bantuan medis," lanjut dia.
Beberapa faktor tertentu meningkatkan kerentanan pria terhadap kanker payudara, yang memungkinkan mereka membuat keputusan tentang kesehatan mereka. Usia adalah penentu signifikan, dengan kebanyakan kasus muncul pada usia antara 60-70 tahun. Faktor risiko lainnya meliputi:
- Riwayat keluarga: Riwayat kanker payudara pada kerabat dekat wanita bisa meningkatkan risiko.
- Paparan radiasi: Perawatan radiasi sebelumnya pada dada bisa berkontribusi pada perkembangan kanker payudara.
- Perawatan hormon dan kondisi: Payudara membesar (gynecomastia) yang diakibatkan dari obat atau perawatan hormon, infeksi, atau racun tertentu meningkatkan kerentanan. Kondisi seperti sindrom Klinefelter's, yang mempengaruhi kadar hormon pria, juga bisa meningkatkan risikonya.
- Konsumsi estrogen: Konsumsi suplemen estrogen, sering diresepkan untuk kondisi medis tertentu, bisa mempengaruhi jaringan payudara.
- Kesehatan hati: Penyakit hati parah, meliputi sirosis, bisa berkontribusi pada risikonya.
- Gangguan testikular: Meliputi gondongan orkitis, cedera testis, atau testis tidak turun.
- Obesitas: Obesitas berkaitan dengan insiden kanker payudara yang lebih tinggi.
Gejala kanker payudara pria sama dengan yang dialami oleh wanita. Indikator yang paling umum adalah penemuan benjolan di dalam jaringan payudara. Pria juga mungkin akan mengalami perubahan pada puting, seperti berdarah, copot, atau perubahan bentuk. Perubahan kulit di sekita area payudara dan ketidaknyamanan atau nyeri adalah sinyal tambahan. Penting untuk mengetahui bahwa pria sering menunda pemeriksaan medis hingga gejalanya membutuk, yang bisa berkontribusi para pertumbuhan kanker.