Dokter Sebut Cedera Bayi Paling Banyak Jatuh dari Tempat Tidur

ilustrasi bayi.
Sumber :
  • Pixabay/woodypino

JAKARTA – Banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya menjaga keamanan di lingkungan rumah, khususnya kasur untuk tidur bayi. Dokter menyatakan bahwa kasus cedera tersering dan paling banyak dialami bayi yang terjatuh dari tempat tidur.

Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, mengatakan bahwa di tempat praktiknya di RSIA Bunda Jakarta, sebagian besar orang tua datang dengan keluhan cedera ringan pada bayi.

Hal itu diakibatkan bayi yang baru mulai bisa mobilisasi sehingga terjatuh dari tempat tidur. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

"Paling banyak cedera di RSIA Bunda, kalau kita banyak melayani bayi. Paling sering itu jatuh dari tempat tidur," ujarnya dalam diskusi media terbatas inovasi digital OneBunda, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi bayi menangis.

Photo :
  • U-Report

Menurut dokter Tiwi, sapaannya, bayi usia di bawah 5 bulan memang belum dapat banyak bergerak atau mobilisisasi.

Namun, di sela-sela usia tersebut, bayi sebenarnya sudah mulai berkembang dengan bisa menggulingkan tubuhnya ke samping. Hal ini yang kerap terabaikan oleh orang tua sehingga bayi terjatuh tanpa pengawasan.

"Karena anak umur 3-4 bulan tadinya nggak bisa ngapa-ngapain, udah umur 5 bulan mulai bisa guling-guling, udah deh jatuh dari tempat tidur," bebernya.

Pada dasarnya, keluhan cedera akibat jatuh dari tempat tidur terbilang ringan dan tidak berbahaya pada bayi usia bawah 2 tahun.

 

Ilustrasi popok bayi

Photo :
  • pixabay/Ajale

Namun, cedera bisa lebih parah apabila orang tua membiarkan terjadi terus menerus hingga anak tumbuh di usia 2 tahun.

"Anak bawah 2 tahun sebetulnya tidak bahaya, tapi kita memesankan pada orangtua kalau mereka tidak boleh menganggap bayi itu tidak boleh mobilitas atau terbatas mobilisasinya," jelasnya.

Bila jatuh dan terjadi terus menerus, dokter Tiwi menyebut bahaya trauma kepala pada bayi bisa terjadi. Meski jarang, kondisi paling parah pada bayi yang bisa terjadi dengan perdarahan di kepala.

"Walau trauma kepala pada bayi atau umur bawah 2 tahun jarang terjadi perdarahan. Karena mereka masih sangat mobile, otak masih sangat terlindungi dan kepala kan belum rapat. Kalau sudah lebih besar, justru lebih bahaya (perdarahan)," jelasnya.

Maka dari itu, dokter Tiwi mengajurkan agar orang tua tak lepas pengawasan pada bayi saat sudah mulai bisa berguling ke samping. Ia menyarankan agar diberi tikar atau karpet yang empuk di bawah tempat tidur atau memakai kasur yang rendah.

"Kalau biasanya bayi bergerak banyak, tidur di bawah aja atau di bawahnya dikasih sesuatu. Sehingga kalau jatuh, dia tidak menimbulkan bahaya," tandasnya.