Kanker Kulit Ternyata Lebih Banyak Menyerang Pria Dibanding Wanita, Kok Bisa?
- Pexels
JAKARTA – Kanker kulit adalah penyakit yang menyerang permukaan kulit karena adanya pertumbuhan sel tidak normal seperti mutasi, pada jaringan kulit. Prevalensi kanker kulit di Indonesia memang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kanker payudara, kanker paru, kolektoral, dan prostat yakni sebesar kurang dari 1,2 persen.
"Meski tidak banyak karena tidak mengganggu. Contohnya disangka sebagai tahi lalat, tapi ternyata itu bisa jadi kanker kulit. Kanker kulit tidak beri gejala, misalnya berupa lesi 1-2 cm mereka tidak ke dokter. Jadi itu buat bias angka kejadiannya," kata spesialis bedah onkologi, dr. M. Yadi Permana, SpB(K) Onk dalam virtual conference, Selasa 1 Agustus 2023.
Sementara itu, dokter Yadi juga mengungkap bahwa angka kesembuhan kanker kulit cukup tinggi. Namun khusus untuk kanker tipe melanoma lebih rendah dibanding pasien non melanoma.
"Kanker kulit ini angka kesembuhannya cukup tinggi dibanding dengan kanker yang lain. Tetapi khusus untuk melanoma maligna memang angka kesembuhannya jauh lebih rendah ketimbang kanker yang non melanoma. Risiko kematian akibat kanker melanoma yang sudah terdiagnosis bisa mencapai 20 persen memang angka kematian agak lebih tinggi. Tapi untungnya presentase melanoma hanya 45 persen dibanding 90-95 persen non melanoma," kata dia.
Seperti diketahui, salah satu penyebab dari kanker kulit adalah paparan radiasi sinar ultraviolet. Radiasi UV dari matahari dapat merusak DNA dalam sel kulit. Seperti diketahui, DNA berfungsi mengatur kerja sel. Jika kerusakan DNA makin banyak akibat paparan sinar matahari dari waktu ke waktu, sel tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sel itu akan mulai tumbuh di luar kendali hingga akhirnya menyebabkan kanker kulit.
Di satu sisi, menariknya kanker kulit paling banyak dialami oleh pria dibanding wanita.
"Secara statistik laki-laki yang lebih banyak mengalami kanker kulit. Karena mereka lebih banyak berada di luar dan terpapar langsung sinar matahari," ujar dokter Yadi.
Maka dari itu, penting untuk selalu menggunakan perlindungan seperti jaket, topi hingga menggunakan tabir surya.
"Kita perlu perhatikan UV indeks bisa dicek di prakiraan cuaca. Kita lihat kalau indeks UV lebih dari 5 itu bahaya. Jadi usahakan jangan terlalu sering terpapar di luar ruangan, sebab paparan uv yang tinggi bisa menyebabkan risiko terjadinya kanker kulit. Kalau kita beraktivitas di luar ruangan cukup lama dianjurkan menggunakan tabir surya. Kalau ekstrem bisa gunakan tabir surya dengan SPF 50," jelasnya.