Jadi Sumber Nutrisi, Konsumsi Susu di Indonesia Masih di Bawah Rata-rata

Ilustrasi susu/anak.
Sumber :
  • Freepik

JAKARTA – Saat ini kondisi persusuan nasional memang membutuhkan perhatian. Susu adalah sumber nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Tapi tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia tergolong rendah. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu di tanah air baru mencapai 16,27 kg per kapita per tahun, di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara. Sementara kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton (2022), namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton pada 2022. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Kendala-kendala yang dihadapi sektor peternakan sapi perah antara lain kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, dan kurangnya pemahaman akan good dairy farming practices. 

Selain itu, kendala lain mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usía rata-rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun), dan deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah menjangkiti lebih dari 538 ribu ternak di 17 provinsi, pada tahun lalu, di mana 72 ribu ekor adalah sapi perah. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika, mengatakan, Pemerintah saat ini sedang melakukan upaya pemulihan populasi ternak sapi perah yang turun akibat wabah penyakit kuku dan mulut (PMK). 

Sementara untuk meningkatkan minat anak muda untuk menjadi peternak sapi perah, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, mengatakan, kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah keluarganya perlu terus didorong. 

"Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan industri dan mengatasi berbagai masalah persusuan," ujarnya saat Pengumuman Pemenang Program Young Progressive Farmer Academy yang digelar Frisian Flag Indonesia (FFI), di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini. 

Salah satu cara yang sudah dilakukan untuk meningkatkan minat anak muda untuk menjadi peternak sapi perah di tengah ancaman regenerasi peternak sapi perah di Indonesia, adalah dengan diselenggarakannya program Young Progressive Farmer Academy. 

Melalui program ini, para peternak muda akan mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan peternakan sapi yang berkelanjutan, serta berdiskusi rencana pengembangan bisnis peternakannya. 

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan, program Young Progressive Farmer Academy bertujuan mencari peternak muda yang berpikiran progresif untuk mengembangkan dan memajukan peternakan sapi perah di Indonesia.

"Kemajuan peternakan sapi perah di Indonesia sangat krusial dalam mendorong pemenuhan kebutuhan susu untuk Indonesia yang lebih sehat dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh keluarga," ucapnya dalam kesempatan yang sama. 

Pada periode 19 Mei sampai 27 Juni 2023, dewan juri telah menyeleksi berbagai perencanaan bisnis yang diajukan oleh para peternak muda dari mitra koperasi FFI di seluruh Indonesia, dan memilih 36 perencanaan bisnis yang potensial berkembang di masa depan. 

Selanjutnya, ke-36 perencanaan bisnis ini akan diberikan kepada juri lapangan dan juri panel untuk seleksi lanjutan berupa penilaian terhadap perencanaan, verifikasi, dan wawancara dengan peserta di lapangan. Terpilihlah 12 peternak yang dianggap memiliki perencanaan bisnis terbaik. 

Rangkaian program akan ditutup dengan studi banding dan pembelajaran praktik peternakan sapi terbaik di Belanda, pada 18-22 September 2023, yang akan diikuti oleh seluruh dewan juri dan 12 pemenang.

“Diharapkan dalam 3 tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy akan tumbuh jadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50 persen. Dengan kenaikan skala bisnis ini, para peternak muda ini akan berkontribusi dalam upaya meningkatkan produksi susu nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” tutup Andrew F. Saputro.