Terpapar Virus OZ, Seorang Wanita di Jepang Meninggal Dunia
- Freepik/kjpargeter
JAKARTA – Dunia tengah dihebohkan dengan kasus kematian wanita asal Jepang berusia 70 tahun. Wanita yang berasal dari Prefektur Ibaraki, sebelah Timur Laut Tokyo ini meninggal dunia setelah terpapar virus OZ.
Kematian wanita 70 tahun ini menjadi kasus kematian pertama di dunia yang kemungkinan infeksi ditularkan melalui kutu, demikian pernyataan resmi pemerintah Jepang pada Jumat 23 Juni lalu. Melansir laman SCMP, virus OZ pertama kali ditemukan di Jepang pada 2018 lalu.
Meski kemungkinan ada kasus penularan pada manusia dan hewan liar sejak kemunculannya kala itu namun belum ada konfirmasi penularan virus itu pada manusia hingga saat ini, demikian pernyataan lebih lanjut dari pihak berwenang.
Sementara itu, wanita paruh baya itu diketahui sempat mengunjungi rumah sakit pada musim panas 2022 lalu. Saat itu wanita tersebut sempat mengalami gejala demam dan kelelahan.
Wanita itu pun didagnosis dengan pneumonia. Tetapi kondisinya mengalami penurunan. Hingga akhirnya dirawat di rumah sakit. Saat itu pihak medis menemukan kutu yang membesar di paha atas kanannya.
Sayang, usai menjalani 26 hari perawatan di rumah sakit, wanita tersebut meninggal dunia lantaran miokarditis, radang otot jantung.
Sementara itu, menurut National Institute of Infectious Disease (NIID) Tokyo, hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah virus OZ. NIID Tokyo juga menjelaskan bahwa terinfeksi virus belum tentu berakibat fatal, tetapi penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai gejala dan bahayanya.
Sebagai informasi, virus OZ pertama kali terdeteksi pada tahun 2018. Saat itu terdapat kutu Testudinarium Amblyomma yang ditemukan di prefektur barat Ehime.
Virus Oz diperkirakan ditularkan melalui gigitan kutu, kata institut tersebut, dengan spesies yang ada di wilayah yang luas di Jepang.
Sementara itu, antoboi virus OZ ini pernah ditemukan pada monyet liar, babi hutan, dan rusa di prefektur Chiba, dekat Tokyo, prefektur pusat Gifu dan Mie, prefektur barat Wakayama dan Yamaguchi, dan prefektur barat daya Oita.
Dua pemburu di Yamaguchi juga dilaporkan positif antibodi, kata lembaga itu.
"Penting untuk menutupi kulit sebanyak mungkin saat memasuki area berumput agar Anda tidak digigit oleh kutu ini," kata seorang pejabat di Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang.