Zaidul Akbar Beri Resep Agar Hati Selalu Merasa Tenang
JAKARTA – Dalam kehidupan ini, tidaklah jarang kita merasakan ketidaktenangan dan kegelisahan di dalam hati. Hati yang gelisah, tidak damai, dan tidak merasakan ketentraman adalah fenomena yang sering terjadi. Namun, apakah Anda pernah berpikir apa sebenarnya penyebab dari kondisi hati yang tidak tenang tersebut?
Dokter Zaidul Akbar, seorang praktisi medis yang juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan spiritual, memberikan pandangannya tentang hal ini. Ia mengatakan bahwa salah satu penyebab hati yang tidak tenang adalah saat hati lebih banyak terpaut pada selain Allah. Scroll lebih lanjut ya.
"Sadar atau tidak sadar, semakin banyak hal tak penting , tak bermanfaat dan tiada sangkut paut dengan seseorang , baik yang dilihatnya, didengar, dirasakannya, maka akan semakin tak berkualitas hati tersebut hingga menjadi indikator keimanan yang disampaikan baginda Rasulullah," tulisnya dalam akun Instagram @zaidulakbar.
Ketika hati kita terlalu terikat pada hal-hal yang tidak penting, tidak bermanfaat, dan tidak memiliki hubungan dengan agama, hati tersebut akan kehilangan kualitasnya. Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah yang menyampaikan bahwa indikator keimanan seseorang adalah hatinya.
Maka dari itu, kita perlu menyadari betapa pentingnya keterhubungan dengan Allah dan agama dalam kehidupan sehari-hari. Dibandingkan dengan kebutuhan makan dan minum, kebutuhan kita terhadap Allah dan agama-Nya jauh lebih esensial. Kita membutuhkannya setiap hari, bahkan setiap saat.
"uruaan sabar saja ada “sop” dari Rasulullah karena beliau bersabda, sabar itu adalah reaksi pertama mu terhadap sesuatu, maka sult bs bereaksi dng baik jk tanpa dididik hati dng agama ini," ujarnya.
Dalam menjaga hati kita agar tetap bermutu dan penuh iman, penting bagi kita untuk memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada hati tersebut. Seperti memberikan makanan terbaik bagi tubuh, hati pun membutuhkan makanan yang terbaik dalam bentuk nasehat-nasehat dari ilmu agama. Dengan begitu, hati akan dapat merasakan betapa besar rahmat Allah yang melimpah. Kadang-kadang, sebuah peristiwa kecil dapat menjadi masalah besar bagi seseorang jika ia berprasangka buruk kepada Allah. Padahal, Allah tidak akan memberikan takdir kecuali jika itu baik bagi hamba-Nya.
Allah tidak pernah salah atau keliru dalam menentukan takdir, namun sering kali manusia salah dalam berprasangka kepada-Nya. Ketika seseorang buruk sangka kepada Allah, ia akan mudah buruk sangka juga kepada sesama manusia. Oleh karena itu, kita perlu berbaik sangka kepada Allah karena Dia selalu benar dalam mengambil keputusan, dan kita harus tetap berada dalam kebaikan dan rahmat-Nya meskipun itu tidak menyenangkan hati.
"Maka berilah terus nasehat ke hati itu, berilah ia terus makanan terbaiknya berupa nasehat dari ilmu agama ini agar ia bisa merasakan betapa besar rahmat Allah padanya," katanya.
Selain memberikan nasehat kepada hati, ada pula cara-cara lain untuk memberikan istirahat pada tubuh, lisan, hati, dan ruh. Istirahat bagi raga dapat dilakukan dengan berpuasa dan mengurangi konsumsi makanan.
Istirahat bagi lisan dapat dicapai dengan mengurangi bicara yang tidak perlu. Sedangkan istirahat bagi hati dan ruh dapat diperoleh dengan mengurangi dosa-dosa dan meningkatkan amalan hati seperti ikhlas, sabar, tawakkal, dan berbaik sangka. Amalan jasad seperti shalat, zikir, tilawah, dan sedekah juga dapat memberikan istirahat pada jiwa.
Melalui pandangan yang disampaikan oleh Dokter Zaidul Akbar, kita diajak untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan Allah dan agama-Nya. Dalam menjaga hati agar tenang dan damai, kita perlu memberikan nasehat yang baik, memberi makanan terbaik dalam bentuk ilmu agama, dan menjalankan amalan-amalan yang bermanfaat. Dengan demikian, kita dapat menemukan ketenangan yang sejati dalam hidup ini.