Flu Babi Afrika Masuk Indonesia Intai Ribuan Babi, Tulari Manusia?

Ilustrasi - petugas melakukan penyemprotan pada kandang peternakan babi untuk mencegah merebaknya virus flu babi afrika atau ASF (African swine fever).
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Lifestyle – Flu babi Afrika (Africa Swine Flu atau ASF) menjadi perhatian masyarakat lantaran telah menginfeksi babi di Indonesia. Sudah lebih dari belasan ribu ekor babi yang mati akibat virus tersebut sehingga dikhawatirkan dapat menulari manusia. Bagaimana faktanya?

Tidak menular ke manusia
Adalah penyakit virus yang sangat menular dan mematikan yang menyerang babi lokal dan liar dari segala usia. ASF bukan merupakan ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. Ini bukan masalah keamanan pangan. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Ditemukan di Sejumlah Negara
ASF ditemukan di negara-negara di seluruh dunia. Baru-baru ini, telah menyebar ke Republik Dominika dan Haiti. ASF juga telah menyebar melalui China, Mongolia dan Vietnam, serta di beberapa bagian Uni Eropa. Itu tidak pernah ditemukan di Amerika Serikat.

Program demam babi Afrika dari USDA, Lindungi Babi Kita, menyediakan alat dan sumber daya yang Anda perlukan untuk memastikan bahwa Anda melakukan segala kemungkinan untuk menjaga kesehatan babi dan mengurangi risiko penyebaran ASF.

Penilaian Flu Babi Afrika
APHIS telah mengembangkan tiga sumber daya baru terkait demam babi Afrika:

- Penilaian kualitatif kemungkinan masuknya virus demam babi Afrika ke Amerika Serikat.
- Kerangka evaluasi risiko bahan pakan non-hewani.
- Tinjauan literatur bahan pakan asal non-hewani dan penularan patogen virus babi.

ASF adalah penyakit yang menghancurkan dan mematikan yang akan berdampak signifikan pada produsen ternak AS, komunitas mereka, dan ekonomi jika ditemukan di sini. Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk penyakit ini. Satu-satunya cara untuk menghentikan penyakit ini adalah dengan mengurangi jumlah populasi babi yang terkena atau terpapar.

Gejala Flu Babi Afrika
Demam tinggi
Nafsu makan menurun dan lemas
Kulit merah, berjerawat atau lesi kulit
Diare dan muntah
Batuk dan kesulitan bernapas

Biosekuriti di peternakan sangat penting untuk mencegah penyakit hewan berkembang dan menyebar. Semua pemilik babi dan siapa pun yang terlibat dalam operasi babi harus mengetahui dan mengikuti praktik biosekuriti yang ketat untuk membantu melindungi babi AS dari ASF. 

Ada pun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan sebanyak 14.756 ekor ternak babi mati mendadak akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika. Staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, I Gusti Ngurah mengungkapkan, sejak awal April 2023 lalu virus flu babi masuk melalui daging babi yang dikirim dari luar Luwu Timur.

Ilustrasi flu babi.

Photo :
  • ANTARA/Arief Priyono

"Benar, kami simpulkan kemungkinan besar penyebabnya dari virus ASF. Karena hampir semua yang mati menunjukkan gejala yang sama," kata Gusti Ngurah, saat dimintai konfirmasi, Selasa 16 Mei 2023.

Gusti mengungkap total 14.756 ekor babi yang mati akibat terpapar virus ASF itu tersebar di 11 kecamatan di Luwu Timur. Kesebelas kecamatan itu yakni Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana.

“Jadi dari semua total itu berada di sebelas Kecamatan di Luwu Timur," ungkapnya.

Dia memprediksi, kematian ternak babi milik warga akan terus bertambah, karena penyebaran virus flu babi terus terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Lutim. Dia pun menyebut jika ribuan babi tersebut mati hanya dalam kurun waktu satu bulan yakni dari April sampai Sabtu 13 Mei 2023.