Kemenkes: Kasus COVID-19 Tertinggi April 2023, Angka Kematian Ikut Melonjak
- Pixabay/Tumisu
VIVA Lifestyle – Kasus harian COVID-19 kembali meningkat dengan tercatat bahwa angka ini termasuk paling tinggi sejak 10 bulan terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 29 April 2023, kasus harian dilaporkan bertambah sebanyak 2.074 orang.
Kenaikan kasus ini dipengaruhi oleh positivity rate yang meningkat menjadi 14,76 persen. Sementara untuk tingkat keterisian Rumah Sakit atau Bed Occupacy Ratio (BOR) juga naik jadi 7,47 persen. Scroll untuk info selengkapnya.
Bahkan, kasus pasien yang meninggal juga dilaporkan meningkat sejak awal April 2023. Kenaikan paling signifikan terjadi pada 28 April 2023 dengan 37 kematian. Kemudian pada 29 April 2023 menurun dengan 14 kematian.
Menyusul peningkatan ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dan waspada terhadap ancaman penularan COVID-19.
Upaya pencegahan paling efektif yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan utamanya memakai masker saat sakit dan saat berada di kerumunan. Masyarakat juga diimbau untuk selalu memerhatikan kesehatan dan daya tahan tubuhnya, patuh dan disiplin mematuhi aturan pemerintah serta saling mengingatkan sesama untuk disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
“Kuncinya protokol kesehatan, dengan disiplin menerapkan panduan tersebut diharapkan dapat meminimalisir risiko penularan COVID-19, terutama di tempat-tempat yang tingkat kerumunannya tinggi,” kata dr. M. Syahril, dalam keterangan persnya, dikutip Rabu 3 Mei 2023.
Selain disiplin prokes, pihaknya juga mendorong seluruh masyarakat untuk menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster. Pemerintah sendiri saat ini telah menambah regimen vaksin Indovac yang bisa digunakan untuk vaksinasi COVID-19.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/2034/2023 yang diterbitkan pada 23 April 2023. Dalam kebijakan tersebut, penambahan ini diberikan untuk sasaran yang mendapatkan vaksin primer Pfizer.
Vaksin booster kedua Indovac dapat diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi booster pertama COVID-19. Vaksin booster kedua bisa diberikan dosis penuh atau 0,5 ml. Adapun pemberian vaksin lengkap dan booster kedua bisa didapatkan masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan maupun pos pelayanan vaksinasi terdekat di kota Anda.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril mengumumkan tambahan kasus COVID-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16. Syahril mengungkapkan bahwa ada 5 kasus tambahan sehingga total mencapai 7 kasus. Namun, Syahril menegaskan bahwa keseluruhan kasus itu sudah sembuh dengan sebelumnya mengalami gejala ringan.
“Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,” ujar dr. Syahril.
Walaupun terjadi kenaikan kasus, namun angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu saat di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.
“Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru,” ungkap dr. Syahril.
Gejala COVID-19 Arcturus
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Gejala dari sub varian baru ini hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya, yakni, batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Namun sejumlah negara ada yang melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas dan ada kotoran.
Tak hanya COVID-19, penularan penyakit lain pun harus diwaspadai sehingga masyarakat perlu memakai masker. Pemakaian masker direkomendasikan untuk orang-orang yang merasa sakit seperti batuk flu dan buat mereka yang akan berdekatan dengan orang-orang yang sedang sakit.