Rekor Hampir 6 Ribu Kasus Baru Sehari di India, COVID-19 Arcturus Kian Mewabah

Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

VIVA Lifestyle – India mencatat 5.880 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir yang meraih rekor terbanyak usai ditemukannya subvarian Arcturus atau XBB 1.16. Ada pun saat ini total 35.199 kasus aktif COVID-19 di Tanah Air, sesuai data Kementerian Kesehatan. 

Dikutip laman NDTV, Menteri Persatuan Kesehatan Mansukh Mandaviya telah mendesak para menteri kesehatan negara bagian untuk bersiap dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan tetap waspada. Subvarian Omicron, XBB.1.16 berkontribusi terhadap lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di India. Scroll untuk info selengkapnya

Varian ini telah terdeteksi di lebih dari 20 negara sejauh ini. Organisasi Kesehatan Dunia telah memantau varian ini dan mengatakan bahwa ini adalah "satu untuk diwaspadai" atau (VOC).

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

XBB.1.16 sangat menular tetapi tidak menyebabkan komplikasi yang parah. Menurut laporan WHO, saat ini tidak ada penelitian laboratorium tentang tingkat keparahan varian tersebut. Namun, peningkatan rawat inap belum tercatat, sejauh ini.

Gejala subvarian ini mirip dengan strain sebelumnya. Beberapa gejalanya meliputi, sakit tenggorokan, demam, pilek, kelelahan, batuk, masalah perut, serta varian ini juga dapat menginfeksi individu yang divaksinasi.

Karena kasus COVID-19 meningkat lagi, sangat penting untuk mengikuti semua tindakan pencegahan. Saat ini, Anda mungkin sudah familiar dengan semua langkah yang harus Anda ikuti untuk memerangi COVID-19. Jadi, gunakan masker, jaga jarak sosial, cuci tangan secara teratur, dapatkan vaksinasi dan hindari pertemuan publik.

Menyebar di Negara Tetangga Indonesia
Varian baru Arcturus atau XBB.1.16 memicu lonjakan kasus di India. Tak hanya di India, rupanya varian ini telah menyebar cepat di 11 negara lainnya termasuk Amerika Serikat, Brunei, dan Singapura.

Dikutip laman Tact Now Info, varian XBB1.16 pertama kali diidentifikasi pada bulan Januari di India. Kini, Arcturus (XBB.1.16) sedang dilaporkan di setidaknya 10 negara bagian AS dan 14 negara tetapi kemungkinan sudah menyebar lebih jauh. 

Pakar melihat pertumbuhan eksponensial menyebar dari Maharashtra, sebagai episentrum XBB.1.16 di India. Tampaknya meruntuhkan dinding kekebalan dengan banyak mutasi baru. Ini adalah varian yang sangat menular, mampu menghindari antibodi, menekan sistem kekebalan, dan bertahan di reservoir virus di luar jangkauan sistem kekebalan seperti halnya XBB.1.5. Namun varian ini jelas memiliki kelebihan yang tidak dimiliki XBB.1.5. atau pun varian lain.

“Pakai masker di tempat ramai dan tertutup, hindari kepadatan berlebih dan lakukan tes jika mengalami gejala pernapasan," ujar sekretaris kesehatan India, Rajesh Bhushan.

Sekretaris penelitian kesehatan, Rajiv Bahl menyampaikan bahwa India adalah pusat di mana XBB.1.16 menyebar dengan kecepatan eksponensial. Tetapi karena pengumpulan data telah menurun begitu banyak, sulit untuk menentukan dari mana asalnya atau seberapa cepat penyebarannya di tempat lain. 

"Ini tidak membuat kita benar-benar buta tetapi akan jauh lebih aman untuk mempertahankan pengumpulan data," pesannya.

Kasus Melonjak Dalam Satu Bulan
Rajiv mengungkapkan bahwa pada pertengahan Februari 2023, India mulai mendeteksi kasus di negara bagian dengan jumlah kasus tertinggi. Kasus pertama yang diurutkan di Amerika Serikat terjadi pada tanggal 26 Februari di New Jersey. 

Inggris menampilkan dua kasus dari 12 Februari dan 17 Februari. Menurut studi kesehatan ZOE yang masih dipublikasikan di Inggris Raya, kasus baru mulai meningkat lagi pada pertengahan Maret, yang konsisten diakibatkan varian XBB.1.16.

Di Amerika Serikat, kasus pertama dilaporkan di Florida, Texas, Washington, Illinois, New York, dan California selama minggu kedua bulan Maret 2023. Artinya, kasus tersebut tiba di Amerika Serikat setidaknya beberapa minggu yang lalu. 

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

"Karena datanya terbatas, kami tidak dapat menentukan mutasi mana yang dimilikinya, atau apakah ia memperoleh satu atau dua mutasi baru di India, membuatnya lebih menular," tuturnya. 

"Kami tahu bahwa karena pelaporan yang terbatas, telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam kasus dan kematian di India, yang seharusnya membuat kami waspada untuk memperhatikan apa yang terjadi di semua tempat lain yang telah dilaporkan," imbuh dia.