Viral Sahur Minum Oralit Cegah Haus, Dokter: Bikin Mual Hingga Ginjal Bermasalah
- Pexels/Lisa Fotios
VIVA Lifestyle – Oralit dikenal sebagai salah satu terapi untuk mengganti kehilangan cairan di tubuh akibat kondisi seperti diare atau muntah berat. Dengan konsep mengganti cairan itu, rupanya warganet mulai mengkreasikan oralit sebagai menu Sahur agar tahan lapar dan haus, yang sebenarnya bisa membahayakan tubuh.
Salah satu cuitan di Twitter yang jadi buah bibir di awal Ramadhan ini, di mana seorang netizen mengaku mengandalkan oralit saat kondisi tubuhnya sudah melemah saat puasa. Oralit tersebut diyakini dikonsumsi saat Sahur sehingga dapat membantu tubuh tetap bugar meski tak makan dan minum dalam waktu lama. Scroll untuk info selengkapnya.
“Oralit emang andalan aku kalo dah mulai lemah, letih, lesuh, loyo, lunglai, lemes. Ngebantu banget apalagi pas simulasi survival 3 hari ga makan normal di hutan, makan cuma seadanya. Pas puasa pastinya ngebantu banget, karena oralit ni fungsinya sama kayak infus,” tulis salah satu netizen melalui akun Twitternya, beberapa waktu lalu, dikutip VIVA.
Ditegaskan oleh Edukator Kesehatan Perhimpunan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Tan Shot Yen, M.Hum, oralit memberi dampak berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti saat puasa dan mengonsumsi oralit, maka hal itu justru membuat tubuh merasa lebih haus dari biasanya.
"Perlu curigai kelebihan dari komponen oralit, salah satunya gula dan garam. Pada orang-orang hipernatremi akan nunjukkan gejala haus malah nambah. Ini lucu, oralit tapi malah haus," katanya dalam webinar bersama IDI, Jumat 31 Maret 2023.
Dokter Tan mengatakan bahwa cairan yang kelebihan garam padahal sudah tercukupi dari cadangan di tubuh, akan membuat cairan terserap oleh garam yang bersifat natrium itu. Maka dari itu, rasa haus pun akan terjadi lantaran kondisi hipernatremi tersebut saat puasa mengonsumsi oralit.
"Natrium itu sifatnya menarik cairan. Jadi malah butuh cairan lebih banyak untuk bisa merasa baik-baik saja, jadinya hipernatremi, malah lebih haus," tuturnya lagi.
Dampak lainnya yang cukup terasa adalah mual yang membuat tubuh menjadi kurang nyaman sehingga puasa pun berdampak. Selanjutnya, yang menurut dokter Tan cukup berbahaya adalah dampaknya pada ginjal akibat kelebihan garam dan gula dari oralit.
"Ini yang seram. Ada pemekatan, jadi ginjal bermasalah. Fungsi ginjal jadi berat," terangnya.
Kelebihan gula dari oralit juga memicu rasa mual pada tubuh yang jarang mengonsumsi manis. Selain itu, kadar gula berlebih juga membahayakan kesehatan terkait dengan prediabetes dan diabetes. Dampak itu dapat terjadi apabila dilakukan secara rutin dan terus-menerus.
"Kadar gula juga jadi tidak terkontrol terutama bagi pre-diabetes dan diabetes. Sekali, dua kali kayak minum teh manis saat buka puasa, efeknya nggak terasa. Kalau jadi rutin dan akumulasi komponen oralit itu jadi masalah. Dalam kata lain, ibadahkan saja puasamu," terangnya.
Dokter Tan pun menganjurkan agar tidak asal mengonsumsi oralit, apalagi dengan niat mencegah haus dan lapar saat puasa. Menurutnya, puasa cukup dipenuhi dengan kebiasaan sehat melalui gizi seimbang dan cairan dari air putih yang sesuai kebutuhan tanpa perlu menambahkan yang lain.
"Kalau misal gunakan oralit, lalu tujuannya apa? Yang disebutkan isi piringku aja udah cukup mineralnya, natriumnya, lauk dimasak itu pasti ada garam, buah ada gula. Sesuatu yang cukup itu disyukuri," tandasnya.