Dianggap Bermanfaat, Konsumsi Minuman Ini Ternyata Bikin Ginjal Sakit Parah

Ilustrasi penyakit ginjal/sakit pinggang.
Sumber :
  • Freepik/wayhomestudio

VIVA Lifestyle – Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang patut dijaga fungsi kerjanya agar terhindar dari berbagai masalah. Tanpa disangka, kebiasaan sederhana mengonsumsi minuman tertentu dikatakan pakar dapat memicu fungsi ginjal menurun bahkan sakit parah. Bagaimana penjelasannya?

Zat-zat yang membahayakan tubuh yang masuk melalui makanan dan minuman akan disaring oleh ginjal untuk nantinya dibuang. Fungsi ginjal yang kerap menyaring zat-zat tak dibutuhkan tubuh ini membuatnya semakin bekerja dengan keras saat mengonsumsi minuman berenergi, terlebih bila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Scroll untuk info selengkapnya.

"Yang perlu sangat hati-hati adalah minuman-minuman yang karena berenergi ada komponen tertentu yang bisa menganggu ginjal apabila dikonsumsi terus-menerus," kata humas Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Wachid Putranto, SpPD-KGH, FINASIM dalam acara virtual Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2023 oleh Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.

Minuman berenergi.

Photo :
  • Pixabay/WerbeFabrik

Menurut dokter Wachid, kebiasaan mengonsumsi minuman berenergi ini berkaitan dengan pekerjaan atau profesi tertentu yang membutuhkan konsentrasi penuh. Namun, asupan yang berlebihan pada akhirnya membuat ginjal harus bekerja keras dan berujung pada kerusakan fungsinya. Dokter Wachid menuturkan pentingnya membatasi jenis minuman tersebut agar tak membahayakan ginjal.

"Ada catatan kalau dikonsumsi terus-menerus, kalau terpaksa mungkin berhubungan dengan pekerjaan, driver misal, butuh konsentrasi nyetir maka konsumsi minuman berenergi, kalau sekali saat dia sangat butuh, tidak memicu efek buruk. Kalau setiap kerja dan gunakan konsumsi minuman itu, bisa timbul gangguan fungsi ginjal. Kalaupun sekali, tidak boleh dalam jumlah besar," tegasnya.

Dokter Wachid menuturkan bahwa ketika ginjal mengalami masalah, biasanya tak timbul gejala di stadium awal. Gejala akan muncul ketika memasuki stadium 4 yang menandakan ginjal sudah mengalami kerusakan cukup parah.

"Sering tanpa gejala. Muncul gejala ini terjadi di stadium lanjut. Biasanya di stadium 4 atau 5. Ini yang sebabkan pentingnya melakukan deteksi dini. Jangan sampai pasien ada gejala baru periksa dan kreatinin (di urine) sudah tinggi," kata dia.

Penyakit ginjal ini sendiri berkaitan dengan kadar gula darah, kolesterol, hingga tekanan darah. Apabila salah satu atau ketiganya dalam kadar yang tinggi, cenderung menandakan masalah pada ginjal. Akan tetapi, gejala-gejala ini kerap diabaikan seperti mual muntah berkepanjangan yang berujung pada masalah di ginjal.

"Ada satu miss, kalau tidak ada pusing maka tensi normal. Padahal belum tentu. Kita harus kurangi angka Penyakit ginjal dari jaga hipertensi ini. Gejala umumnya seperti lemah badan, nafsu makan menurun, mual muntah. Itu paling sering terjadi sehingga pasien kalau mual rasa perut nggak enak, sering minum obat lambung seperti ranitidin. Setelah sekian lama nggak sembuh baru cek dan ternyata tensi tinggi dan pemeriksan ureum dan kreatinin tinggi," kata Dokter Wachid.

Ilustrasi ginjal/batu ginjal.

Photo :
  • Freepik/brgfx

Gangguan pada ginjal, kata dokter Wachid, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin tinggi yang diperiksa melalui urine. Tanda dini yang juga patut diwaspadai adalah ketika wajah menjadi sembab dan urine cenderung berubah warna.

"Dari urine ada hiperpigmentasi. Menghitam, kering. Lalu, wajah sembab, istilahnya bengkak. Dicek ada pembesaran jantung, kelemahan otot. Yang sangat penting dilakukan gimana kita deteksi gangguan ginjal secara dini," terangnya.