Diabetes Pada Anak Bisa Sembuh? Dokter Ingatkan Hal Ini

Ilustrasi diabetes pada anak.
Sumber :
  • U-Report

VIVA LifestyleDiabetes adalah salah satu penyakit tidak menular yang rentan mengintai segala usia, termasuk anak dan remaja. Meski pada umumnya diabetes cenderung mengintai usia tua, namun saat ini penyakit tersebut dapat dialami usia anak dan berisiko diidap seumur hidup.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Muhammad Faizi, SpA(K), mengatakan bahwa diabetes sendiri terbagi berbagai jenis dengan tipe 1 dan tipe 2 yang lebih sering mengintai anak.

Namun Faizi menegaskan, diabetes jenis apapun yang diidap anak, sebenarnya tidak bisa sembuh. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

"Kalau melihat perjalanan penyakit, tidak (sembuh). Kalau memburuk, iya," jelasnya dalam acara virtual, Rabu 1 Februari 2023.

Di sisi lain, anak yang didiagnosa diabetes dengan tidak bergantung pada obat dan insulin, bukan berarti dinyatakan sembuh. Meski begitu, anak yang diabetes dan tidak ketergantungan obat serta insulin sendiri termasuk dalam kondisi baik.

Waspada Diabetes pada Anak

Photo :
  • vstory

"Sembuh artinya tidak gunakan obat dan insulin. Apa pun tipenya, itu insulin yang memengaruhi (diabetes). Karena kita makin menua, generatif, makin rusak (fungsi tubuh). Bukan makin muda, produksi insulin makin baik. Semakin usia bertambah, semakin berkurang kebaikannya (insulin)," tambahnya.

Terlebih, seiring berjalannya waktu, fungsi tubuh untuk memproduksi insulin bisa semakin 'rusak' sehingga risiko besar mengidap diabetes seumur hidup.

Namun, dengan gaya hidup baik yang dilakukan pasien anak dengan diabetes, maka kualitas hidupnya memungkinkan setara dengan orang sehat.

"Tidak ada kata sembuh tapi bisa hidup normal dengan kualitas baik kalau dikelola dengan baik. Harapan usia sama dengan yang tidak diabetes. Sama bisa aktivitas. Kualitas hidup bisa sebaik yang bukan (pasien) diabetes," tambahnya.

Ilustrasi anak diabetes

Photo :
  • Times of India

Faizi menuturkan bahwa pada pasien diabetes, termasuk anak, salah satu yang harus rutin dipantau adalah pemeriksaan gula darah. Idealnya, kata Faizi, pemeriksaan gula darah dilakukan minimal 7 kali dalam sehari dimulai dari saat bangun tidur pagi dan sebelum tidur malam, serta sebelum dan setelah dua jam makan sebanyak tiga kali sehari.

"Pemeriksaan gula darah 6-10 kali sehari. Idealnya sebelum makan. 2 jam sesudah makan. 3 kali makan utama artinya 6 kali. Sebelum tidur. Jadi wajib 7 kali idealnya," bebernya.

Diakui Faizi, bukan hal yang mudah untuk melakukan pemeriksaan gula darah sendiri di rumah. Satu hal yang cukup disoroti adalah alat kesehatan yang tidak murah, dengan satu strip alat cek gula darah, jarum, serta glukometer.

Terlebih, stoknya harus banyak karena pada jarum tak bisa digunakan berulang kali lantaran pemakaian lebih dari sekali dapat membuat jari terasa nyeri pada anak.

"Kalau sudah 3 kali (pakai jarum) pasti nyeri dan itu jadi hambatan untuk anak-anak lakukan pemeriksaan yang sering, selain faktor biaya. Belom lagi suntiknya minimal 7 kali," tandasnya.