Bisa Sembuh, Pentingnya Ketahui Gejala Kusta agar Tak Berakibat Fatal
- Pixabay/tantetati
VIVA Lifestyle – Penyakit kusta menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian serius masyarakat. Kusta merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium leprae.
“Kusta ini penyakit pada kulit dan saraf tepi penyebabnya bakteri mycrobacterium leprae yang bakterinya ini bersaudara dengan TBC,” kata Spesialis kulit dan kelamin, Dr.dr. Sri Linuwuh SW Menaldi dalam konferensi pers NTDs Day, Senin 30 Januari 2023. Scroll selanjutnya.
Diungkap Sri, kusta bisa menular namun daya tularnya rendah. Diungkapnya butuh waktu yang cukup lama untuk seseorang bisa positif kusta.
“Memerlukan waktu tahunan sekitar 4 tahun atau 40 tahun,” ucap Sri.
Kusta memiliki beberapa gejala yang perlu diwaspadai yakni bercak kemerahan atau keputihan yang mati rasa, penebalan saraf tepi, yang disertai gangguan fungsi saraf, serta hasil bakteri basil tahan asam (BTA) positif dari kerongkongan jaringan kulit.
“Adanya peradangan yang mendadak pada syaraf kalau peradangan terjadi akan sebabkan kecatatan kalau tidak ditengarai. Bakteri itu masuk ke tubuh inangnya tujuan parkirnya di syarafnya,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk penularan terjadi secara langsung dari penderita yang belum diobati ke orang lain dengan kontak lama melalui pernafasan. Penularan kusta juga tidak melalui perantara makanan, minuman maupun hewan ternak.
Di sisi lain, kusta bisa diidap di berbagai kalangan usia. Bahkan kata Sri di Indonesia ada penyakit kusta yang ditemukan pada anak usia 2,5 tahun.
“Parameter anak yang sakit berati ada anak dewasa yang belum diobati,” ungkapnya.
Meski begitu, Sri menjelaskan kusta bisa diobati dan dicegah.
“Inkubasi sangat panjang dan pengobatan panjang. Penyakit ini dapat diobati. Obat kusta gratis di puskesmas. Penderita kusta dapat diobati dengan multi drug therapy selama enam bulan untuk kusta tipe pausibasiler dan 12 bulan untuk kusta tipe multibasiler,” katanya.