Ternyata, Tinggi Badan Bisa Memberi Tahu Apakah Anda Berisiko Kanker
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Kanker adalah penyakit kronis yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh. Itu terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Beberapa faktor seperti usia tua, riwayat kanker pribadi atau keluarga, merokok, konsumsi alkohol, dan paparan sinar radiasi dapat meningkatkan seseorang terkena kanker. Namun, menurut penelitian terbaru, ternyata tinggi badan kita juga dapat menentukan seberapa rentan kita terhadap kanker. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Dilansir Times of India, Selasa 24 Januari 2023, menurut World Cancer Research Fund International, tinggi badan Anda dapat menentukan risiko kanker. Tim peneliti melihat bukti global tentang hubungan antara diet, berat badan, aktivitas fisik dan kanker.
Ditemukan bahwa semakin tinggi seseorang, semakin berisiko orang tersebut untuk kena kanker ovarium, prostat, pankreas, kolorektal, payudara, dan kanker ginjal. Studi tersebut menyimpulkan bahwa setiap tambahan 5 cm tinggi, dapat membuat Anda berisiko terkena kanker tertentu bersama dengan kekhususannya.
Kanker ginjal 10 persen peningkatan risiko, kanker payudara sebelum dan sesudah menopause, masing-masing 9 dan 11 persen, kanker ovarium 8 persen, kanker pankreas 7 persen, kanker kolorektal 5 persen, dan kanker prostat 4 persen.
Mengapa tinggi badan memengaruhi risiko kanker?
Susannah Brown, manajer program sains untuk World Cancer Research Fund International, menjelaskan mengapa tinggi badan seseorang dapat memengaruhi risiko kanker.
"Hal yang paling penting untuk diingat adalah bukan tinggi badan seseorang itu sendiri - yaitu jarak dari kepala ke kaki Anda - yang meningkatkan risiko kanker. Sebaliknya, proses yang dialami tubuh Anda membuat tinggi Anda yang terkait dengan kanker," kata dia.
Dengan kata lain menurutnya, tinggi dewasa terakhir seseorang adalah representasi visual dari proses pertumbuhan yang dialami tubuh seseorang dari pembuahan hingga dewasa.
"Proses ini tidak hanya dipengaruhi oleh gen mereka, tetapi juga oleh faktor perkembangan yang dapat dimodifikasi (misalnya faktor pertumbuhan seperti insulin, hormon pertumbuhan, dan hormon seks seperti estrogen) di dalam rahim dan selama masa kanak-kanak serta masa remaja," tuturnya.
"Jadi, tinggi badan harus dianggap hanya sebagai penanda atau indikator dari keseluruhan rangkaian peristiwa dan pengalaman dari konsepsi hingga dewasa dan mengidentifikasi aspek atau aspek ada dari proses ini yang memengaruhi risiko kanker yang penting," tambahnya.
Tinggi badan tak bisa diubah, tapi gaya hidup bisa
Menjadi tinggi bukanlah kutukan bahkan anugerah karena bisa mencegah penyakit kronis termasuk diabetes, stroke dan serangan jantung. Juga, tidak ada yang benar-benar Anda lakukan untuk itu, karena tinggi tidak dapat diubah.
Namun, jika Anda ingin mengurangi risiko kanker, ada langkah-langkah tertentu yang dapat Anda ambil, termasuk konsumsi makanan sehat dan aktif secara fisik.
Menurut Mayo Clinic, mengonsumsi makanan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, berhenti merokok, menghindari alkohol, dan memeriksakan diri secara teratur, dapat mengurangi risiko kanker.