Viral Bayi Meninggal Dunia Usai Diberi Ramuan Tradisional, Ini Kata Dokter
- Pexels
VIVA Lifestyle – Belakangan ini media sosial di hebohkan dengan kisah seorang bayi yang masih berusia 54 hari meninggal dunia usai diberi minuman ramuan tradisional. Hal ini pun menyita perhatian publik.
Pakar kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr. Richard S.N. Siahaan,M.Si.,MARS merespon akan berita tersebut. Dokter Richard tak menyarankan bayi diberi herbal atau jamu untuk mengatasi gejala penyakit tertentu atau sebagai pengobatan mandiri.
“Menurut saya, kurang disarankan memberikan jamu ke bayi. Kalau mau ya minyak-minyak (untuk tubuh luar) atau dihirup, minyak esensial. Itu kan lebih aman,” kata dokter dikutip dari ANTARA.
Richard yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi itu menerangkan, saat ini rata-rata penelitian terkait jamu masih praklinis dan kalaupun ada studi klinisnya, itu hanya diperuntukkan untuk orang dewasa.
“Kalau dewasa, berat badannya itu yang aman 30 kilogram ke atas, itu dianggap dosis dewasa biasa kami kasih. 30 kilogram kurang lebih usia 12 tahun lah ya, masih aman,” pungkasnya.
Ia pun mengingatkan kepada masyarakat agar tak sembarangan mencoba meracik obat herbal sendiri. Sebaiknya, kata dia, berpegang pada panduan yang sudah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam panduan, dijelaskan bahan-bahan dan takaran bahan yang aman digunakan oleh masyarakat.
Menurut Richard, sekarang ini belum banyak literatur yang membahas interaksi antara satu herbal dan lainnya. Oleh sebab itu, dia sekali lagi menegaskan agar orang-orang menggunakan panduan meramu jamu yang sudah ada bukannya meracik secara sembarang.
“Pakai ramuan yang sudah ada. Terpercayalah, jangan nyampur-nyampur sendiri,” ujarnya.
Pengobatan sendiri atau swamedikasi dilakukan untuk mengatasi kondisi sakit ringan seperti sakit kepala. Namun, apabila pusing atau gejala yang coba diatasi berkelanjutan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Richard menambahkan, khasiat jamu bukan hanya ditentukan dari pengolahan semata tetapi juga bahan bakunya, cara menanam, jenis tanah yang digunakan untuk menanam bahan itu, waktu panen hingga bagian mana dari bahan itu yang digunakan.