Selain Nitrogen Cair Cikibul, Hal Ini Picu Si Kecil Keracunan Makanan

Chiki Ngebul
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Lifestyle – Jajanan ice smoke atau ciki ngebul (cikibul) sedang menjadi sorotan lantaran memakan belasan korban anak dengan gejala keracunan makanan. Usai konsumsi cikibul, sejumlah anak menunjukkan gejala seperti mual dan muntah, bahkan salah satunya mengalami kebocoran lambung sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) dalam Media Briefing virtual bersama Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengenai Jajanan Anak dan Kesehatan Pencernaan, menjelaskan bahwa nitrogen cair di dalam cikibul sangat berisiko picu keracunan makanan.

Berbagai gejala ditunjukkan oleh para pasien keracunan makanan, mulai dari mual, muntah, hingga kebocoran lambung. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

"Ekstremnya, menimbulkan luka gigitan dingin. Bisa timbul kebocoran lambung dan usus. Bisa kembung, begah, muntah kadang, tidak nyaman. Beberapa kasus gejalanya demikian. Ada satu laporan sampai operasi. Itu mungkin karena adanya kebocoran (lambung)," ujarnya, Selasa 17 Januari 2023.

Ciki ngebul.

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube

Muzal melanjutkan bahwa nitrogen cair di dalam cikibul sejatinya kerap dipakai dalam pengolahan dan penyajian makanan.

Seperti untuk mengawetkan es krim yang ada di pasar, di mana bentuk nitrogennya sudah dipadatkan menjadi bentuk padat dan digunakan untuk mendinginkan suhu makanan.

"Tidak ada masalah. Dia hanya sebagai bahan pendingin. Tapi kalau bahan cair tertelan, itu bisa timbul masalah," jelasnya.

Suhu dingin yang begitu ekstrem membuat nitrogen cair dimanfaatkan untuk mengawetkan banyak makanan.

Terlebih, nitrogen sendiri termasuk di dalam 78 persen udara yang dihirup di bumi sehingga sangat aman bersentuhan dengan manusia, meski tetap ada syarat dan ketentuan jika diolah untuk makanan.

Jajanan es ciki ngebul.

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube

"Nitrogen itu zat uap tidak berbahaya, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna. Udara kita 78 persen nitrogen. Nitrogen di gas alam nggak apa-apa. Kalau dipadatkan sehingga jadi bentuk cair, teknologinya perlu tekanan tinggi sekali," jelasnya.

"Nitrogen cair itu (dikonsumsi) dengan syarat waktu konsumsi sudah tidak ada cairannya. Didiamkan dulu berapa lama, nitrogen mudah menguap. Diamkan dulu, kalau sudah tidak ada bentuk cair, gas sedikit, relatif masih boleh," sambungnya.

Selain nitrogen cair, sumber zat yang berpotensi menimbulkan gejala keracunan makanan seperti klorin dalam kaporit, basa kuat dalam deterjen, asam kuat dalam zat pembersih toilet, borax di pengawet makanan, rhodamin B di pewarna, hingga makanan kadaluarsa.

Berbagai bahan ini kerap ditemui di pasaran bahkan dengan jumlah yang cukup tinggi sehingga harus waspada.

Jajanan es ciki ngebul.

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube

"Natrium klorin banyak di air minum, kolam, sumur. Rhodamin B biasanya warna menggiurkan tapi kalau tertelan bisa menimbulkan keracunan. Makanan kadaluarsa ada bakteri tertentu," paparnya.

Maka dari itu, memilih jajanan sehat pada anak harus mencakup gizi seimbang dengan tanpa zat pengawet, pemanis, atau pewarna berbahaya.

Menurut Muzal, para orangtua dapat memberi edukasi tepat mengenai produk jajanan yang berbahaya dari pandangan mata, aroma, hingga teksturnya.

"Warna menggiurkan, cemerlang sekali, hati-hati ada rhodamin b, kalau zat warna aman itu hasilnya tidak sebegitu menggiurkan. Makanan bisa tahan lama, mungkin ada pengawet tertentu. Makanan yang sudah ada rasa dan bau tidah sewajarnya, bisa dilihat," terangnya.