Awas, Gemar Makan Tinggi Lemak Picu Kolesterol Tinggi Hingga Batu Empedu
- Pexels/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Tak sedikit yang menyadari bahwa makanan tinggi lemak nan lezat dapat berdampak pada banyak penyakit berbahaya. Timbunan lemak jenuh yang banyak dapat menimbulkan kolesterol berlebih hingga kadarnya meninggi serta berujung pada batu empedu, bahkan kematian.
Batu empedu, atau dalam bahasa medis adalah cholelithiasis, ditandai dengan nyeri perut yang terasa menganggu secara mendadak. Batu empedu ini terbentuk dari timbunan zat pencernaan yang berkumpul hingga menggunung membentuk bulatan seperti batu. Scroll untuk info selengkapnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan bahwa asupan tinggi lemak yang menjadi sumber kolesterol dapat menyebabkan batu empedu. Meski pada dasarnya, makanan mengandung kolesterol bisa jadi sumber kalori, namun jika berlebihan dapat memicu timbunan lemak di kantung empedu.
"Konsumsi kolesterol tinggi. Kolesteorl dibutuhkan untuk sumber kalori. Kalau berlebihan jadi tertimbun salah satunya di kantung empedu. Awalnya jadi pasir lama-lama jadi batu di kantung empedu," tutur Prof Ari di acara Hidup Sehat tvOne, Rabu 21 Desember 2022.
Cairan empedu, kata Prof Ari, diproduksi liver dan dialirkan ke seluruh tubuh sebagai respons ketika sumber lemak masuk ke tubuh. Apabila tubuh mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah banyak, maka cairan empedu yang dihasilkan pun kian meningkat dan berisiko tertimbun di kantung empedu.
"Maka cairan empedu dibutuhkan dan kantong empedu hanya simpan sementara. Ketika ada lemak maka cairan empedu akan diproduksi dan mencerna lemaknya," jelasnya.
Batu empedu sendiri memiliki gejala cukup khas dengan rasa nyeri di perut yang dapat berlanjut pada kondisi berbahaya apabila menunda pemeriksaan. Infeksi pada kantung empedu berupa batu yang dibiarkan akan direspons oleh sel darah putih akibat munculnya demam. Tak jarang, kasus batu empedu bisa memicu muntah hingga infeksi seluruh tubuh dan berdampak pada kematian.
"Terlambat ditangani di mana diketahui infeksi bisa meluas, atau sepsis dan bisa terjadi tekanan darah menurun dan pasien tidak sadar dan meninggal dunia. Tidak boleh sepelekan batu empedu," jelasnya.
Prof Ari menegaskan bahwa batu empedu dapat dibuang dengan melakukan operasi. Namun, operasi tersebut tak lantas membuat batu empedu tak kambuh. Sebab, pola hidup buruk dapat membuat kondisi batu empedu muncul dan kambuh lagi. Lantas, apa cara utama mencegahnya?
"Pasien sudah diangkat kantung empedu, tetap bisa terbentuk batu di saluran. Tetap jaga makan terutama pasca operasi. Dia sensitif makan lemak jadi diare. Bisa saja terbentuk batu lagi. Bisa terbentuk lagi tapi bukan di kantung tapi saluran empedu. Jadi pola makan harus baik jangan tinggi lemak," tandasnya.