Pakar Anjurkan Vaksin COVID-19, Cegah Kematian Bagi Diabetisi

Seorang pria mengecek gula darah diabetes
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle  – Pandemi COVID-19 mulai berangsur membaik yang dikaitkan dengan hadirnya vaksinasi sehingga membantu kekebalan tubuh lebih baik. Akan tetapi, cakupan vaksin yang masih rendah membuat kerentanan tubuh kembali terinfeksi COVID-19 lebih besar, terlebih bagi para diabetisi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa kasus diabetes terus mengalami peningkatan di dunia, termasuk Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia saat ini masuk sebagai yang terbanyak kelima di dunia. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

"Pada tahun 2045, diperkirakan dari 19,5 persen pasien diabetes di tahun 2021 menjadi 28,6 persen. Data Riskesdas juga menunjukkan 8,5 persen populasi di indonesia punya diabetes. Tapi hanya 1 dari 4 tahu dia diabetes," kata Nadia, dalam konferensi pers Sanofi dan Perkeni, Rabu 30 November 2022.

Dokter Nadia menambahkan bahwa dari tinggi kasus diabetes tersebut, terkait dengan angka kasus COVID-19 serta dampak kematian yang tinggi. Sebab, dokter Nadia tak menampik bahwa penyakit komorbid paling besar memiliki risiko terinfeksi serta diintai bahaya gejala berat COVID-19.

"Suatu pembelajaran baik bahwa semasa pandemi yang paling banyak memiliki risiko adalah orang-orang yang punya komorbid. Komorbid paling banyak (di Indonesia) adalah penderita diabetes," tutur Nadia.

Pihak Kementerian Kesehatan pun mendorong agar melakukan skrining dan deteksi dini dengan rutin bagi yang memiliki faktor risiko diabetes. Selain itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sehingga terpantau kadar gula darah dengan baik.

"Bukan hanya kuranngi risiko tertular saat pandemi tapi juga (cegah) komorbidnya," ujar dia.

Vaksin Covid-19. Sumber Reuters (2021)

Photo :
  • vstory

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr. dr. Ketut Suastika SpPD-KEMD turut menyampaikan bahaya diabetes di era pandemi COVID-19. Maka dari itu, bahaya terinfeksi COVID-19 pada pasien diabetes ini harus mampu dicegah, salah satunya dengan vaksin.

"Diabetes merupakan faktor risiko terutama mudah infeksi dan kematian tinggi (akibat COVID). Syukur sekali bangsa kita hampir sebagian besar sudah vaksin sehingga sekarang kalau boleh dilihat di RS, anggap saya observasi, walaupun banyak ada infeksi COVID-19, jarang yang masuk RS dan kematian rendah tidak seperti awal pandemi. Salah satunya disebabkan karena kita sudah vaksin," ujarnya.

"Ada beberapa masyarakat yang belum vaksin berbagai penyebabnya, mungkin karena takut vaksin. Ke depannya, vaksinasi tidak hanya booster tapi masyarakat yang belum vaksin sama sekali juga jadi sasaran. Vaksin akan sangat bermanfaat untuk ringankan gejala dan cegah kematian akibat COVID-19," kata dr Ketut.