Waspada, 3 Komplikasi Penyakit Ini Rentan Intai Diabetesi
- Eat This
VIVA Lifestyle – Kasus baru diabetes telah mencapai angka 426 juta hingga tahun 2017 menurut data International Diabetes Federation 2017). Hal yang juga seharusnya jadi fokus adalah risiko kematian yang rentan mengintai bagi pasien diabetisi lantaran deret komplikasi berbahaya dan fatal.
Diabetes bukan hanya menjadi permasalahan masyarakat di negara maju, di negara berkembang diabetes juga menjadi permasalahan kesehatan. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan total penyandang diabetes (diabetesi) adalah 10,6 juta. WHO pun memprediksi diabetes di Indonesia akan terus meningkat hingga menduduki peringkat ke 4 di dunia pada tahun 2030. Scroll untuk simak artikel selengkapnya
Diabetes (tipe 2) sebenarnya dapat dicegah dengan peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat, mengingat faktor risiko yang paling utama berhubungan dengan penyakit diabetes tipe 2 adalah gaya hidup. American Diabetes Association (ADA) memaparkan bahwa perubahan gaya hidup yang sederhana, seperti pola makan vang lebih sehat dan rutim beraktivitas fisik, sudah dapat menurunkan risiko diabetes secara signifikan.
"Penyakit diabetes melitus (DM) semakin meningkat di Indonesia. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi DM meningkat menjadi 10,996 dan prediksi International Diabetes Federation (DK) memprediksikan akan ada peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia dari 10,7 Juta tahun 2019 menjadi 13,7 juta di tahun 2030," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, dalam konferensi pers Sanofi Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), di Jakarta, Rabu 30 November 2022.
Dokter Nadia menambahkan bahwa upaya menurunkan prevalensi DM menjadi penting dan salah satu yang memegang peranan penting bagi semua stakeholder. Diagnosis dini dan tatalaksana komprehensif pada penderita diabetes membantu pencegahan komplikasi hingga kematian yang mengintai.
"Deteksi dini akan menekan angka morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit komorbid ataupun komplikasi diabetes," tambah Nadia.
Ketua Perkeni, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika SpPD-KEMD, menambahkan bahwa kematian pada pasien diabetes lebih banyak dipicu oleh komplikasi yang dialami. Ada pun komplikasi tersebut terjadi cenderung mengarah pada pembuluh darah dan jantung sehingga berakibat fatal.
"Kematian pada pasien-pasien diabetes lebih banyak disebabkan komplikasi terutama kardiovaskular yaitu jantung, stroke, dan ginjal. Itu paling sering sebabkan kematian," tambahnya.
Dokter Suastika menambahkan bahwa data terakhir mengenai diabetes terlihat peningkatan kasus yang kian meningkat sepanjang tahun. Diabetes pun menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian. Komplikasi yang dialami diabetisi ini mengakibatkan kematian yang kemungkinan besar terjadi karena pola hidup yang tidak baik serta enggan rutin konsumsi obat.
"Data terakhir, diabetes sangat meningkat dan jadi penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan jantung. Memang tinggi sekali jadi penyebab kematian. Belum lagi masalah kesakitan, kecacatan, kehilangan pekerjaan. Dampak tinggi dan perawatan butuh dana tidak sedikit," tuturnya.
Beruntung, beban dana tersebut mulai menurun sejak adanya bantuan dari JKN-BPJS. Meski begitu, dokter Suastika tak menampik bahwa diabetes jadi salah satu penyakit yang paling besar menyedot dana BPJS tersebut. Komplikasi pada jantung dan ginjal pasien diabetisi ini membuat dana pengobatan tentunya harus besar.
"Sangat dirasakan sejak ada BPJS, kita sangat paham bahwa diabetes habiskan dana tidak sedikit jadi cukup besar. Data dari komplikasi terutama jantung, stroke, ginjal karena sebagian besar bahwa diabetes sumbangkan mereka-mereka yang harus cuci darah," tandasnya.