Catat, Kebiasaan Sederhana Ini Ampuh Cegah Diabetes dan Komplikasinya
- U-Report
VIVA Lifestyle – Diabetes tipe 2 sebenarnya dapat dicegah dengan peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat. Hal itu mengingat faktor risiko yang paling utama berhubungan dengan penyakit diabetes tipe 2 adalah gaya hidup.
American Diabetes Association (ADA) memaparkan bahwa perubahan gaya hidup yang sederhana, seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin beraktivitas fisik, sudah dapat menurunkan risiko diabetes secara signifikan.
Hal itu senada dengan yang dipaparkan oleh Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr. dr. Ketut Suastika SpPD-KEMD, bahwa terdapat 3 jenis pencegahan diabetes melitus tipe 2 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
"Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita DM tipe 2 dan intoleransi glukosa. Upaya pencegahan dilakukan terutama melalui perubahan gaya hidup," katanya dalam konferensi pers Sanofi Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), di Jakarta, Rabu 30 November 2022.
Pencegahan primer ini ditujukan sebagai upaya seseorang dalam mencegah penyakit, termasuk diabetes tipe dua. Ada pun pencegahan primer adalah hal paling penting namun kerap diabaikan.
Faktanya, pencegahan diabetes sesederhana mengubah pola hidup lebih sehat namun kerap sulit dijalani. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
"Primer adalah bagian penting. Sesungguhnya cegah diabetes sederhana prinsipnya yaitu perbaiki pola hidup tapi kadang sulit dilaksanakan. Diantaranya ada perbaiki pola hidup sehat adalah atur pola makan seimbang dengan energi seimbang sehingga tidak terjadi kegemukan dan tidak malnutrisi," tambahnya.
Selain itu, di era Pandemi COVID-19 ini latihan fisik juga menjadi tantangan besar bagi banyak orang. Bukan tanpa alasan, bekerja di rumah yang jarang gerak serta memakai kendaraan bermotor pribadi membuat tubuh sudah minim pembakaran kalori.
Ditambah dengan mudahnya memesan makanan secara online tanpa harus berjalan kaki. Apabila kebiasaan tersebut dibiarkan, maka diabetes pun berisiko besar mengintai.
Ketika diabetes sudah dialami tubuh, maka langkah selanjutnya adalah pencegahan sekunder yang berupa upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM Tipe 2.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendeteksi dini adanya penvulit, melakukan penyuluhan, dan melakukan pemberian vaksinasi.
"Kemudian, pencegahan tersier ditujukan pada kelompok pasien diabetes yang telah mengalami penvulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup," tandasnya.
Maka dari itu, Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD., K-EMD., FINASIM menyampaikan Peran Pemantauan dalam Program Dukungan Pasien dalam Perawatan Pasien Diabetes.
Menurutnya, Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) yang terstruktur dan alat ukur yang baik dapat memberikan Informasi mengenai variabilitas kadar glukosa darah harian penyandang DM.
"Pemantauan glukosa darah mandiri merupakan bagian dari Diabetes Self Management Education (DSME) atau Edukasi Pengelolaan Diabetes Mandiri (EPDM)," tambahnya.
Sanofi Indonesia Public Affairs & Market Access Head Naomi Juliandary menegaskan bahwa penting mencegah diabetes melalui pemantauan secara teknologi. Maka, Sanofi berkomitmen untuk memberikan pelayanan Penyeluruh dan optimal bagi penyandang diabetes di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan Sanofi meluncurkan Program Dukungan untuk Pasien Diaberes pade bulan April 2021. Program dukungan ini bernama INCONTROL (Integrated Solution to Control Diabetes).
"Terbukti hingga kini, lebih dari 1.300 pasien diabetes telah bergabung bersama INCONTROL. Program inu merupakan dukungan yang terintegrasi dalam mendukung peningkatan ‘DIABETES PATIENTS CARE’ dan membantu dokter dalam memberikan adukasi bagi penyandang diabetes yang ditangani oleh dokter," jelasnya.