Pakar: Ibu Rumah Tangga Rentan Terinfeksi HIV/AIDS dari Suami Pembawa Virus

Ilustrasi HIV AIDS .
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle  – Penyakit HIV/AIDS rentan mengintai berbagai kalangan tanpa pandang bulu dan usia sehingga masih menjadi endemi di masyarakat Indonesia. Hal tersebut membuat HIV/AIDS berdampak pada ketakutan bagi semua orang, di mana fakta pahitnya adalah virus tersebut kian rentan mengintai kelompok ibu rumah tangga (IRT).

Berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526,841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus. Yang mana, sekitar 40 persen dari kasus infeksi baru tersebut terjadi pada perempuan.

"Dulu juga banyak sebenarnya (pada perempuan). Karena sekarang makin baik sistem pencatatannya maka (terlihat) kelompok IRT sebetulnya rentan karena ada 'populasi jembatan', (yaitu) bapak rumah tangga yang bawa penyakit dari luar," ujar dokter spesialis kulit kelamin, dr Santoso Edi Budiono SpKK, dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan, Selasa 29 November 2022.

Dokter Santoso menekankan bahwa para 'bapak pembawa virus' ini dengan bebasnya menjalani perilaku seksual yang kurang baik dan sehat sehingga berdampak pada istrinya di rumah. Bahayanya lagi, bila IRT tersebut terinfeksi virus HIV dan tengah mengandung, maka bayi yang dilahirkan kelak berisiko tertular.

HIVAIDS.

Photo :
  • U-Report

Bayi yang lahir dengan HIV, tentu membuat pengobatan yang dilakukan akan lebih sulit. Sayangnya, para IRT ini pun juga tak menyadari kondisinya yang sudah tertular HIV dari suami namun tidak ada gejala. Dokter Santoso menggarisbawahi tipikal suami atau laki-laki yang berisiko besar membawa virus HIV ini.

"Utamanya para pria kelompok 3M (Mobile, macho, money). Jadi mereka yang (kerjanya) mobilie. Lingkungannya (para laki-laki) macho dan (punya uang) money. Karena lingkungan itu membuat bapak-bapak membawa ke arah yang berisiko. Kita harus paham bahwa ada kondisi begitu," lanjutnya.

Dokter Santoso menambahkan bahwa kondisi tersebut diiringi dengan kian maraknya prostitusi online dan pornoaksi yang mudah dijangkau siapa pun. Maka, dokter Santoso mengingatkan pentingnya edukasi sejak dini pada anak. Terutama pada anak remaja, yang memungkinkan aktif secara seksual, harus memahami pencegahan HIV/AIDS dengan menghindari perilaku seksual yang berisiko.

"Belum lagi pengaruh media gadget yang terbuka pada sesuatu yang sifatnya pornografi dan pornoaksi. 

Ada pun Hari AIDS Sedunia (HAS) rutin diperingati pada 1 Desember setiap tahunnya. Peringatannya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat akan pentingnya pencegahan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam pengendalian HIV/AIDS.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi menegaskan betapa pentingnya peran dari seluruh lapisan masyarakat untuk menyukseskan penanggulangan HIV-AIDS yang ditandai dengan dengan tercapainya Three Zero, yaitu zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma-diskriminasi.

“Diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut, baik oleh pemerintah Pusat dan daerah, akademisi/praktisi, masyarakat, swasta, dan media di sektor kesehatan dan di luar sektor kesehatan,” tutup Direktur Imran.