5 Kota Laporkan Kasus HIV/AIDS Terbanyak, Jawa Barat di Peringkat Pertama
- Freepik
VIVA Lifestyle – Kasus HIV/AIDS masih menjadi perhatian di sejumlah kota-kota dengan jumlah pasiennya yang terus meningkat. Terlebih, kota-kota dengan laporan kasus HIV/AIDS terbanyak itu termasuk dalam kelompok anak-anak sehingga patut menjadi perhatian orangtua secara menyeluruh.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr Imran Pambudi, menegaskan bahwa telah terjadi kemajuan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2020. Sayangnya, penurunan infeksi baru ini masih belum mencapai target penurunan yang diharapkan. Terjadinya Pandemi COVID-19 sejak 2020 telah nyata memperlambat upaya eliminasi HIV/AIDS tahun 2030.
"Kasus HIV di Indonesia menurun sekitar 50 persen dari data 2010-2022. Kasusnya dari 52.990 menjadi 26.730. Target seharusnya adalab 14 ribu kasus," ujar Imran, dalam temu media Kementerian Kesehatan, Selasa 29 November 2022.
Imran mengatakan bahwa prevalensi kasus HIVA/AIDS tertinggi berada di Papua dan Papua Barat yaitu sebesar 1,8 persen. Akan tetapi, dari data secara menyeluruh, empat kota besar melaporkan angka kasus tertinggi HIV/AIDS yang sejalan juga dengan jumlah penduduknya.
"Dari jumlah, memang paling banyak di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI. Memang betul dari jumlah penduduk yang banyak (kasusnya juga tinggi). Kalau dari prevalensi memang Papua tinggi karena pembaginya jumlah penduduknya sedikit," tambah Imran.
Dari lima kota tersebut, Jawa Barat menempati jumlah anak terbanyak yang positif HIV yakni sebesar 7.676. Dilanjutkan dengan Jawa Tengah sebesar 6.868 kasus, Jawa Timur sebesar 5.931 pasien, serta DKI dengan 4.420 kasus. Untuk Papua, ada di angka 1.649 kasus anak dengan HIV/AIDS.
"Sebagian besar kasus HIV-AIDS ini berada pada di usia 25 hingga 49 tahun. Oleh setiap tahunnya, masih saja ditemukan anak dengan HIV. Ini menunjukkan upaya pencegahan dan pengendalian HIV masih memerlukan penguatan-penguatan," tambah Imran.
Secara umum, penemuan kasus baru HIV/AIDS di Indonesia rata-rata sekitar 30 ribu per tahunnya. Ada pun jumlah secara menyeluruh pasien HIV/AIDS diperkirakan sebesar 526.841 menurut data yang dihimpun hingga September 2022.
Sekitar 79 persen pasien HIV/AIDS di Indonesia telah ditemukan, namun masih ada 21 persennya yang belum ditemukan oleh pemerintah. Mirisnya, banyak pasien HIV/AIDS yang tak menyadari statusnya sebagai pengidap penyakit tersebut karena tak bergejala. Hal tersebut membuat pengobatan anti virus untuk HIV/AIDS menjadi terlambat sehingga pasien datang dengan kondisi yang sudah sulit diatasi. Tercatat hanya 41 persen atau 169.767 pasien HIV/AIDS yang sudah menjalani pengobatan.
"Pada stadium awal mungkin nggak keliatan, orang masih sehat-sehat saja, nggak keliatan sakit. Dia baru keliatan gejala setelah masuk stadium AIDS, sehingga ini tampak menyulitkan," ujar dokter spesialis kulit kelamin, dr Santoso Edi Budiono SpKK, dalam kesempatan yang sama.