Tembus Seribu Kasus Harian COVID-19, China Kembali Lockdown
- Pixabay/Tumisu
VIVA Lifestyle – Tahun 2019 menjadi momen munculnya salah satu serangan virus paling mematikan yakni SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Virus itu sangat mematikan, itulah sebabnya ia mampu menguasai seluruh dunia dalam waktu singkat hingga menimbulkan pandemi.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir kasus melihat penurunan besar dari seluruh dunia. Mengingat penurunan kasus virus corona, banyak negara melonggarkan pembatasan yang diberlakukan untuk menjaga agar penyebaran virus ini tetap terkendali. Tapi, apakah pandemi COVID sudah berakhir? Tentu Tidak! Scroll untuk simak selengkapnya.
Menurut laporan terbaru, ibu kota terbesar China, Beijing, telah mencatat rekor tertinggi baru dalam beban kasus COVID-19 dan melaporkan dua kematian lagi pada hari Selasa lalu, 22 November 2022. Menyadari lonjakan kasus yang mendadak, otoritas kesehatan telah memberlakukan kembali pembatasan tertentu yang diberlakukan selama puncak era COVID.
Beberapa pembatasan ini termasuk menutup taman komersial, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Selain itu, pihak berwenang juga memberlakukan lockdown di beberapa bagian distrik Chaoyang terpadat di China, begitu menurut laporan The Health Site.
Chaoyang saat ini sedang mengalami kembalinya COVID. Mempertimbangkan situasi yang memburuk, pejabat kesehatan mendesak distrik Chaoyang, rumah bagi hampir 3,5 juta penduduk untuk tinggal di rumah saat kota itu tiba-tiba menghadapi wabah Covid. Otoritas lokal mengidentifikasi lebih dari 1.400 kasus di Beijing pada hari Senin dengan 783 infeksi terdeteksi di Chaoyang saja.
Apa Kemungkinan COVID Kembali Meluas?
"Virus ini akan tetap ada dan orang perlahan-lahan akan belajar untuk hidup dengannya," kata para ahli.
Inilah yang dikatakan para ahli sejak fase awal pandemi COVID-19. Dan belakangan ini adalah bukti bahwa pernyataan ini benar. China saat ini menghadapi kebangkitan kasus COVID. Menurut laporan tersebut, untuk pertama kalinya sejak 2019, Beijing telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus baru dalam sehari.
Karena virus memiliki kemampuan untuk bermutasi lebih cepat dibandingkan dengan virus lain yang ada di lingkungan, ini bisa menjadi skenario yang memungkinkan untuk gelombang baru di mana saja di seluruh dunia. Dan melihat kebangkitan kasus yang tiba-tiba di China (negara yang melaporkan kasus pertama virus ini), terbukti bahwa pandemi COVID mungkin telah melambat, tetapi belum berakhir dan waktu dekat juga masih jauh.
Berbicara kepada media tentang lonjakan kasus COVID saat ini di Tiongkok, Hu Xiang, dari Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional, mengatakan bahwa situasi epidemi lokal di negara tersebut sangat parah dan kompleks sehingga penyebaran epidemi di beberapa daerah menjadi semakin parah.
"Sulit untuk dicegah atau dikendalikan," tandasnya.