Hipertensi Sebabkan Komplikasi Mematikan, Dokter: Kewaspadaan Penyakit Ini Rendah

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA Lifestyle – Gaya hidup menjadi salah satu hal yang harus dijaga dalam mempertahankan kesehatan. Sebab jika tidak, banyak penyakit yang akan mengancam nyawa.

Seperti saat ini, nyatanya gaya hidup yang buruk dan adanya peningkatan stres, membuat 35 persen masyarakat di Indonesia didiagnosa mengidap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Scroll untuk info selengkapnya.

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten, dr. Ryan Ranitya, SpPD mengatakan, bila dari data secara umum 35 persen masyarakat di Indonesia sudah memiliki penyakit hipertensi.

"Tiap tahun penyakit hipertensi terus meningkat, saat ini sudah 35 persen. Di mana tidak lagi menyasar orang dewasa atau lanjut usia (lansia), tapi anak muda pun juga sudah ada yang terkena hipertensi. Dari angka umum itu, 10 persen anak muda dengan usia 20 tahun ke atas," kata dia dalam HUT PAPDI ke-65 di RSUD Tangerang, Minggu, 20 November 2022.

Ilustrasi hipertensi.

Photo :
  • Pixabay/frolicsomepl

Peningkatan pasien hipertensi dan sasaran usia yang saat ini terdapat pada para anak muda ini, disebabkan dari adanya beberapa faktor, mulai dari asupan makanan, stres, hingga gaya hidup yang buruk.

"Keturunan, penyakit kronis yang lain, lalu kurang olahraga, makan-makanan yang mengandung terlalu banyak garam, lemak, hingga faktor stres juga akibat pandemi atau dari manapun, hingga itu juga yang meningkatkan faktor risiko hipertensi," ujarnya.

Bukan cuma itu, kewaspadaan soal penyakit ini juga rendah. Dari data yang diperoleh PAPDI, hanya 11 persen saja pasien hipertensi yang terkontrol cukup baik hingga terhindar dari komplikasi.

"Hipertensi ini menyebabkan komplikasi mematikan di masyarakat, salah satunya penyakit jantung. Namun sayang, kewaspadaan orang soal penyakit ini sangat minim, bahkan si penderitanya sendiri tidak terlalu aware. Dari data kami, 50 persen pasien hipertensi tidak aware. Ada juga yang aware, tapi hanya 12 persen saja yang terkontrol cukup baik hingga terhindar dari faktor komplikasi," ungkapnya.

Ilustrasi garam epsom.

Photo :
  • Pixabay

Maka dari itu, Ryan mengajak masyarakat untuk hidup sehat setidaknya melakukan olahraga seperti senam dan jalan pagi. Serta, meminimalisir konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak atau garam.

"Di kegiatan ini, ada ajakan kita ke masyarakat sekitar untuk gerak jalan, sampai senam dan pemberian pengetahuan soal apa penyebab hipertensi dan cara pencegahannya," ungkapnya.