Kemenkes Minta Industri Kesehatan Pakai Alkes Lokal, Mampukah?

Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Hingga saat ini, alat kesehatan atau alkes yang digunakan di Indonesia masih bergantung dari produk luar alias impor. Untuk itu, Kementerian Kesehatan mengimbau agar lebih banyak menggunakan produk-produk lokal. 

Namun, Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Roy Himawan, S.Farm., Apt., M.K.M., mengakui bahwa masih ada gap soal alkes, khususnya yang berteknologi tinggi. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Kita masih punya gap antara alat kesehatan yang membutuhkan teknologi menengah sampai tinggi, mesin X-ray, digital imaging. Ini yang kemudian kita masih perlu banyak dukungan penelitian," ujarnya di acara Pembukaan Business Matching Hasil Riset-Industri Alat Kesehatan Dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional ke-58, di ICE BSD Tangerang, baru-baru ini. 

Roy lebih lanjut mengatakan, pemerintah betul-betul fokus dalam pengembangan ini. Menurutnya, pemerintah tidak hanya mengeluarkan regulasi tapi juga aksi, tidak hanya bicara dukungan tapi sampai dengan outcome dan output

Ilustrasi penelitian.

Photo :
  • Pixabay/Herney

"Jadi kalo bicara dukungan industri alkes, pertama kita sudah keluarkan regulasi bahwa pemerintah mengutamakan produk dalam negeri. Artinya kita betul-betul mendorong agar industri alkes kita meningkat. Karena kita meyakini kalau bukan kita yang menggunakan, siapa lagi yang akan membangkitkan industri dalam negeri kita," tututnya. 

"Dari situ kita follow up dengan beberapa ketentuan seperti misalnya kita minta rumah sakit mengutamakan menggunakan produk dalam negeri, mendorong pertemuan riset dengan industri. Ke depannya kita akan monitor agar tercapai tujuan kita untuk mendapatkan industri dan penelitian yang lebih maju," imbuh Roy Himawan. 

Berada di tempat yang sama, Ketua Umum Gakeslab Indonesia, Drs. H. Sugihadi HW. MM., turut menanggapi permintaan Kemenkes agar lebih banyak memanfaatkan alkes lokal. Dia pun tak memungkiri bahwa hingga saat ini masih banyak produk impor yang masuk ke Indonesia. 

"Memang masih banyak produk impor yang masuk di Indonesia, tapi dengan adanya kebijakan pemerintah sekarang mendorong penggunaan produksi dalam negeri, kami sebagai industri juga harus masuk ke sana," ungkapnya. 

"Inilah sebagai terminan hari ini, itu juga salah satunya adalah pertemuan antara para inovator dari universitas, peneliti dengan Gakeslab. Ini dorongan dari pemerintah juga bagus sekali. Karena dengan begini, nantinya harapannya berkomitmen benar-benar untuk membeli produk-produk yang hasil dalam negeri," sambung dia. 

Menurutnya, hal itu bisa diwujudkan dengan meningkatkan inovasi dan hilirisasi. 

"Jadi jangan hanya berupa inovasi saja tapi juga bisa dihilirisasi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Hari ini bagus sekali, Gakeslab sudah melaksanakan MoU atau kerja sama dengan beberapa universitas, baik negeri maupun swasta. Jadi kita sudah melangkah ke sana," paparnya. 

Secara umum, Sugihadi mengatakan, pihaknya akan menuju ke sana. Namun, dimulai dengan industri yang kecil-kecil terlebih dahulu, yang menurutnya tak kalah penting. 

"Sebenarnya teknologi yang sederhana penggunaannya juga banyak, seperti USG, itu kan gak terlalu tinggi. Kita akan menuju ke situ dulu. Kalo dulu mungkin awalnya tempat tidur, itu sudah semua terkuasai oleh produk dalam negeri. Sekarang sudah meningkat elektromedik tapi tingkatannya belom sampe seperti yang Pak Roy Himawan katakan, X-ray, tapi kita akan menuju ke sana. Bersama-sama dengan inovator kita akan ke sana," bebernya. 

"Kita mikir juga kalo MRI kita bikin pasarnya berapa, di sini yang rumah sakitnya gede cuma berapa. Nanti sudah bikin, pasarnya gak cukup. Jadi, itu juga jadi pertimbangan kami," tutup Sugihadi.