Hati-hati, Varian XBB Didominasi Orang yang Belum Pernah Kena COVID-19

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Shutterstock

VIVA Lifestyle – Pandemi masih belum berakhir. Singapura bahkan mengalami lonjakan kasus yang signifikan sejak Omicron varian XBB dilaporkan masuk ke Negeri Singa tersebut. Varian turunan dari omicron ini juga sudah terdeteksi di Indonesia. 

Namun, ada satu hal yang turut menjadi perhatian dari varian XBB ini. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), mengungkapkan, sebagian kasus yang dilaporkan di Singapura didominasi oleh pasien yang justru belum pernah terkena virus corona. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Ini hal menarik yang dilaporkan oleh Singapura bahwa kasus infeksi COVID-19 ini didominasi oleh pasien yang belum pernah terinfeksi COVID sebelumnya atau disebut juga COVID naive," ujar dr. Erlina saat Media Briefing: Update Kasus Covid dan Rekomendasi Terbaru IDI, yang digelar virtual, Kamis 3 November 2022. 

"Jadi, orang yang tidak pernah COVID, maka hati-hati risiko untuk menderita COVID XBB ini lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang pernah COVID," tambahnya. 

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Melihat demografi di Singapura, Erlina mengatakan, varian XBB banyak menyerang kelompok usia muda, yaitu antara 20-39 tahun. Namun, yang banyak dirawat di rumah sakit adalah kelompok lansia di atas 70 tahun. 

"Jadi yang muda-muda walaupun banyak terserang dengan XBB ini tapi mereka lebih aman tidak perlu perawatan, yang dirawat adalah yang di atas 70 tahun, karena mungkin imunitasnya turun atau banyak komorbid," ungkapnya. 

Lebih jauh kata Erlina, hal yang bisa dipelajari dari kasus ini adalah kehati-hatian pada kelompok lansia. Sebab, meski secara umum varian XBB cenderung ringan, namun jika menyerang lansia perlu perawatan di rumah sakit. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

"Ditemukan pertama kali di awal Oktober itu di Nusa Tenggara Timur, sekarang sudah ditemukan di Jakarta dengan kasus se-Indonesia sudah di atas 10 orang. Oleh sebab itu, pemerintah telah memperketat surveilans untuk kasus COVID-19 di Indonesia," kata dia. 

"Jadi artinya, pasien-pasien yang dirawat saat ini biasanya selain diperiksa PCR juga diperiksa whole genome sequencing agar kita lebih tahu sebenarnya XBB ini sudah berapa banyak di Indonesia. Hingga saat ini masih kisaran puluhan, tapi kita tidak tahu ke depannya. Saya dengar sekarang sudah mulai banyak pasien-pasien yang datang ke rumah sakit," ungkapnya. 

Terakhir, Erlina menyebutkan, varian BA5 masih mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.