8 Penyebab Keputihan Tak Normal, Waspada Nomor 7

ilustrasi organ intim/vagina.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Pada ibu hamil, keputihan mungkin akan lebih sering terjadi akibat perubahan hormon. Ketika wanita memasuki masa menopause, keputihan akan mulai berkurang. Keputihan adalah kondisi normal yang dialami oleh setiap wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan yang dialami setiap wanita dapat berbeda-beda, mulai dari keputihan yang kental dan lengket, hingga keputihan yang bening dan berair. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan sebelum wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Keputihan juga normalnya keluar saat wanita menerima rangsangan seksual, sedang menyusui, atau mengalami stres.

Selain itu, keputihan juga bisa terjadi pada bayi baru lahir. Terkadang, keputihan pada bayi baru lahir juga disertai dengan sedikit darah. Hal ini terjadi ketika bayi terlalu banyak terpapar oleh hormon ibu saat masih di dalam kandungan. Namun, keputihan ini umumnya akan menghilang setelah bayi berusia 2 minggu.

Bagaimana dengan keputihan tak normal ? Keputihan tak normal dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi pada keputihan abnormal terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi tidak menular dan infeksi menular.

1. Infeksi bakteri

Ilustrasi keputihan.

Photo :
  • U-Report

Bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi vagina yang paling umum jadi penyebab keputihan abnormal. BV bisa terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam vagina.

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, tapi ada banyak faktor risiko yang bisa memicunya. Di antaranya adalah perilaku seks yang tidak aman (tidak pakai kondom, dan sering gonta-ganti pasangan seks), penggunaan alat kontrasepsi (pil KB dan KB spiral), dan kurangnya menjaga kebersihan vagina.

Tanda dan gejala bacterial vaginosis yang umum adalah:

  • Keputihan berwarna abu, putih, atau hijau
  • Vagina atau keputihan berbau busuk
  • Vagina gatal
  • Rasa terbakar saat buang air kecil

2. Infeksi jamur

Ilustrasi wanita keputihan.

Photo :
  • U-Report

Keputihan juga bisa terjadi karena infeksi jamur, terutama yang diakibatkan spesies Candida albicans. Vagina sebenarnya mengandung jamur yang tidak akan menyebabkan masalah dalam keadaan normal. Namun jika dibiarkan berkembang biak liar, jamur bisa menginfeksi dan menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal.

  • Infeksi candidiasis pada vagina dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti:
  • Stres
  • Memiliki diabetes yang sudah parah
  • Menggunakan pil KB
  • Hamil
  • Mengonsumsi antibiotik terutama jika diresepkan selama 10 hari
  • Sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat HIV/AIDS atau terapi kortikosteroid

Umumnya keputihan yang muncul karena infeksi jamur ditandai dengan:

  • Berupa bongkahan-bongkahan kental berwarna putih keruh seperti keju
  • Keputihan yang terkadang lebih berair
  • Gatal, bengkak, dan ruam iritasi kemerahan pada kulit sekitar vagina (vulva)
  • Sensasi terbakar terutama saat berhubungan seksual atau buang air kecil
  • Nyeri pada vagina

3. Klamidia

Wanita keputihan.

Photo :
  • U-Report

Klamidia trachomatis adalah infeksi bakteri penyebab keputihan abnormal yang menular lewat hubungan seks vaginal (vagina), oral (mulut), dan anal (anus). Tidak semua orang dapat langsung menyadari mereka sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang muncul sering kali ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap remeh, atau keliru dianggap penyakit lain. Namun begitu, sebenarnya ada berbagai gejala yang kerap muncul setelah 1-2 minggu terpapar infeksi. Di antaranya:

  • Sakit saat buang air kecil
  • Keputihan terus menerus
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Keputihan berwarna kuning dan berbau tidak sedap yang terjadi terus-menerus
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Perdarahan di antara waktu mens, atau setelah berhubungan seks
  • Sakit pada anus

4. Gonore (kencing nanah)

Masalah keputihan.

Photo :
  • U-Report

Pada wanita, gonore biasanya menginfeksi serviks atau leher rahim. Kemunculannya ditandai dengan gejala seperti:

  • Sakit saat buang air kecil
  • Keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya
  • Perdarahan di antara haid atau setelah berhubungan seks melalui vagina
  • Sakit saat bercinta
  • Nyeri perut atau panggul
  • Keluarnya nanah dari anus
  • Munculnya bercak darah merah saat buang air besar
  • Ketika menyerang mata bisa menyebabkan rasa sakit, sensitif terhadap cahaya, hingga keluar nanah dari mata
  • Ketika menyerang tenggorokan menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher
  • Ketika menyerang sendi bisa menyebabkan rasa sakit, hangat, merah, dan bengkak

5. Trikomoniasis

Ilustrasi keputihan.

Photo :

Trikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk selama hubungan seks. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga terinfeksi diperkirakan sekitar 5 sampai 28 hari.

  • Pada wanita, penyakit ini menjadi salah satu penyebab keputihan yang berbau busuk. Selain itu, tanda dan gejala trikomoniasis pada wanita termasuk:
  • Keputihan berwarna abu-abu, kuning, atau hijau
  • Kemerahan, gatal, dan rasa terbakar pada vagina
  • Sakit saat buang air kecil atau berhubungan intim

6. Vaginitis

Wanita alami keputihan abnormal.

Photo :
  • http://www.jadimodel.biz

Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi. Peradangan juga bisa muncul akibat berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa kelainan kulit. Vaginitis merupakan kondisi penyebab keputihan yang berbau dan berwarna tidak normal, dengan jumlah lebih banyak dari biasanya. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan:

  • Gatal atau iritasi pada vagina
  • Sakit saat berhubungan intim
  • Sakit saat buang air kecil
  • Mengalami perdarahan ringan yang keluar dari vagina

7. Kanker serviks

Ilustrasi kanker serviks.

Photo :
  • U-Report

Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Kanker serviks termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Namun sayang, gejala penyakit ini sulit dikenali di awal kemunculannya.

Gejala kanker serviks umumnya baru muncul ketika sel kanker sudah bertumbuh menembus lapisan atas jaringan serviks ke jaringan di bawahnya. Kondisi ini umumnya terjadi ketika sel prakanker tidak diobati dan terus berkembang.

8. Radang leher rahim (servisitis)

Ilustrasi uterus, rahim

Photo :
  • Pixabay/ LJNovaScotia

Radang leher rahim atau servisitis adalah peradangan pada ujung bawah rahim dekat bukaan vagina. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes kelamin. Tak hanya itu, alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi lain juga bisa menyebabkan radang leher rahim. Selain itu, pertumbuhan bakteri berlebih pada vagina juga bisa menyebabkan servisitis.

Faktor Risiko Keputihan

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita mengalami keputihan. Hal ini bisa terjadi karena terganggunya keseimbangan kadar estrogen. Berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko wanita alami keputihan:

  1. Penggunaan antibiotik atau steroid.
  2. Vaginosis bakterial, infeksi bakteri yang lebih sering terjadi pada wanita hamil atau wanita yang memiliki banyak pasangan seksual.
  3. Konsumsi pil KB.
  4. Kanker serviks.
  5. Klamidia atau gonore (PMS) atau infeksi menular seksual lainnya.
  6. Idap diabetes.
  7. Infeksi panggul setelah operasi.
  8. Penyakit radang panggul (PID).
  9. Trikomoniasis, infeksi parasit yang biasanya tertular dan disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom.
  10. Atrofi vagina, penipisan dan pengeringan dinding vagina selama menopause.
  11. Vaginitis, iritasi di dalam atau di sekitar vagina.
  12. Infeksi ragi.