Peneliti Ungkap Vaksin Covid-19 Jenis ini Bisa Sebabkan Perdarahan Hebat saat Haid

Ilustrasi vaksin COVID-19.
Sumber :
  • Pexels/Maksim Goncharenok

VIVA Lifestyle – Beberapa vaksin Covid-19 diduga dapat menyebabkan perdarahan berat saat menstruasi

Hal di atas disampaikan oleh European Medicines Agency (EMA) pada Jumat 28 Oktober lalu, melansir Hindustan Times. Mereka menyebutkan perdarahan hebat saat menstruasi perlu ditambahkan dalam daftar potensi efek samping vaksin.

"Kasus perdarahan berat saat menstruasi dilaporkan setelah dosis pertama, kedua, dan booster Comirnaty (Pfizer) dan Spikevax (Moderna)," tulis EMA dalam keterangan resminya.

Ilustrasi vaksin booster

Photo :
  • VIVA/ David Rorimpandey

Setelah meninjau data, mereka menyimpulkan bahwa "setidaknya ada kemungkinan yang masuk akal bahwa terjadinya perdarahan menstruasi yang berat secara kausal terkait dengan vaksin ini".

Oleh karena itu, mereka merekomendasikan agar ini ditambahkan ke informasi produk dari dua vaksin mRNA Covid-19. 

Namun demikian, tak perlu khawatir karena kondisi ini tak berdampak pada tingkat kesuburan. "Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan menstruasi yang dialami oleh beberapa orang berdampak pada reproduksi dan kesuburan," tambah pernyataan EMA.

Ilustrasi nyeri menstruasi.

Photo :
  • U-Report

Komite keselamatan juga menekankan bahwa "manfaat vaksin ini jauh lebih besar daripada risikonya". Contoh perdarahan menstruasi yang berat telah dipantau di tingkat nasional dan Eropa sejak laporan pertama muncul di antara wanita yang divaksinasi.

Kasus ini telah dipantau di Eropa sejak laporan pertama muncul di Prancis pada Juli lalu yang dilaporkan oleh France's National Medicine Safety Agency (ANSM). Dari kasus tersebut, EMA terus melakukan penelusuran ke sejumlah negara Eropa.

Masalah yang dilaporkan umumnya menyangkut waktu periode menstruasi yang semakin panjang dan volume perdarahan yang meningkat. Bahkan terkadang lebih menyakitkan dan sakit kram lebih besar. 

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • Pexels/Maksim Goncharenok

Dalam kebanyakan kasus, gejala yang dialami tidak terlalu serius dan tak perlu dikhawatirkan. Namun pada beberapa wanita, gejala bisa berlangsung hingga enam bulan, ANSM melaporkan.

Namun demikian, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti hubungan antara pemberian vaksin Covid-19 dengan perdarahan hebat tersebut.