Jangan Sepelekan Air Terkontaminasi, Dampaknya Diare Hingga Kurang Gizi

Ilustrasi air minum.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Menurut data BAPPENAS tahun 2018 menyebutkan bahwa kasus pencemaran air perkotaan di Jakarta mencapai 96 persen, dan masuk dalam kategori tercemar berat. Rupanya, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan si kecil mulai dari diare hingga kurang gizi.

Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Dr. Rimbawan menuturkan bahwa akses air yang kurang baik merupakan faktor lingkungan yang berdampak pada stunting.

Air yang tercemar, mungkin diakibatkan buang air besar sembarangan, sehingga memicu diare terjadi jika mengonsumsi air tersebut. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

"BAB tidak benar tidak pada tempatnya, maka kejadian diare makin tinggi. Kejadian diare meningkat penyerapan zat gizi terganggu," ujar Rimbawan dalam konferensi pers virtual Herbalife Indonesia, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi air putih.

Photo :
  • Pixabay

Kata Rimbawan, lingkungan yang tidak baik dapat juga membuat anak mengalami kecacingan yang pada akhirnya mengarah pada buruknya zat gizi. Diare dan kondisi kecacingan itu memicu penyerapan zat gizi semakin buruk lagi.

"Ini faktor penting untuk buat sarana higienis jadi lebih baik," bebernya.

Ada pun Rimbawan berujar bahwa stunting sendiri merupakan masalah gizi kronis yang terjadi dalam kurun waktu lama.

Ilustrasi penderita diare.

Photo :
  • U-Report

Tubuh yang pendek dan berat badan rendah belum tentu disebut stunting. Namun bila kondisi itu terjadi terus menerus disertai buruknya IQ, maka patut dicurigai.

"Pak Habibie, tubuhnya kecil tapi tidak stunting karena beliau cerdas luar biasa. Jangan serta merta, anak pendek disebut stunting," tandasnya.

Maka dari itu, Rimbawan mengimbau agar akses air bersih patut dijaga disertai personal hygiene yang baik ditanamkan sejak dini pada anak. Selain itu, asupan bergizi dengan porsi seimbang juga patut dijaga oleh orang tua untuk mencegah kondisi stunting pada anak.