Benarkah Urine Berbusa Tanda Gagal Ginjal? Begini Penjelasan Ahli
- Pixabay/ frolicsomepl
VIVA Lifestyle – Beberapa waktu belakangan, penyakit gagal ginjal akut dan gangguan ginjal akut misterius di sejumlah negara termasuk Indonesia menjadi perhatian khusus masyarakat. Tidak sedikit dari masyarakat yang menjadi khawatir karena kasus ini tiba-tiba melonjak tajam.
Mereka yang khawatir bahkan mulai mencari informasi mengenai gejala atau tanda dari gagal ginjal akut. Termasuk tentang urine berbusa yang disebut-sebut bisa menjadi tanda ginjal seseorang rusak. Benarkah? Yuk, scroll untuk tahu jawabannya.
Terkait hal itu, Spesialis penyakit dalam, Prof. Zubairi Djoerban melalui akun Twitter, sempat memaparkan kaitan antara ginjal rusak dengan urine berbusa.
"Pertanyaan kepada saya: apakah kalau ginjal rusak, protein akan bocor dan masuk ke urine, sehingga urine berbusa? Benarkah salah satu gejala bocor ginjal adalah urine berbusa?" tulis Prof. Zubairi mengutip akun Twitternya, Minggu 23 Oktober 2022.
Lebih lanjut dijelaskan Zubairi, salah satu ciri kerusakan ginjal itu bisa membuat urine berbusa lantaran adanya kebocoran protein dari ginjal.
"Busa itu salah satu gejala kadar protein tinggi dalam urine, dan memang bisa jadi pertanda adanya penyakit ginjal," kata pria yang akrab disapa Prof Beri itu.
Lebih lanjut dijelaskan untuk mengetahui apakah ginjal seseorang dalam keadaan sehat atau tidak, bisa melakukan pemeriksaan urine secara rutin. Dari pemeriksaan tersebut, nantinya akan muncul kandungan albumin yang ada di dalam urine tersebut. Albumin sendiri merupakan sejenis protein pada darah yang bertugas untuk membentuk plasma darah.
Selain itu, albumin juga bertugas untuk menjaga tekanan pada pembuluh darah dan mengangkut zat-zat seperti hormon atau obat-obatan. Jika kandungan albumin dalam urine tinggi, maka bisa dipastikan adanya masalah ginjal.
"Periksa urine rutin saja. Nanti akan ketahuan apakah ada albumin di urine. Positif berapa? Positif 1, 2, atau 3 atau 4. Kalau 4 berarti ada bocor ginjal yang berat," ungkapnya.
Dia juga menambahkan bahwa untuk mengetahui lebih rinci bisa melakukan pemeriksaan dengan menampung urine selama 24 jam kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jumlah gram dari urine dalam 24 jam bocornya.
"Harusnya <150. Namun kalau 500 itu berarti serius. Di atas 1000 lebih serius lagi. Kalau terbukti ada albumin positif dilanjutkan dengan urine protein atau albumin kuantitatif 24 jam," imbuh Prof Beri.