Deteksi Dini Gangguan Ginjal Akut, Dokter Sarankan Cek Urine Anak yang Demam
- Pexels/miroshnichenko
VIVA Lifestyle – Kasus gangguan ginjal akut ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Total ada 13 pasien gangguan ginjal akut yang ditangani RSUP Dr Sardjito pada periode Januari sampai Oktober 2022.
Ketiga belas pasien ini memiliki rentang usia tujuh bulan hingga 13 tahun. Dari 13 pasien ini diketahui enam berasal dari DIY sementara tujuh anak lainnya dari luar wilayah DIY.
Dokter spesialis anak yang juga anggota Tim Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak RSUP Dr Sardjito Kristia Hermawan mengatakan dari 13 pasien gangguan ginjal akut yang ditangani ada sejumlah ciri-ciri yang serupa. Gejala ini berupa demam hingga batuk dan pilek.
"Gejala awal sama kayak penyakit biasa demam, batuk, pilek dan diare. Kemudian tanda awal gagal ginjal ini adalah tidak kencing atau frekuensi urine berkurang dan keruh," kata Kristia di RSUP Dr Sardjito, Rabu 19 Oktober 2022.
Kristia meminta kepada orang tua yang anaknya sedang mengalami demam, batuk dan pilek untuk rutin mengecek urine anak. Salah satu indikator dari gagal ginjal misterius yang ditemukan adalah berkaitan dengan urine.
"Orang tua yang anaknya sedang sakit demam, batuk dan pilek saya sarankan untuk terus mengecek urine anaknya. Kalau pakai popok yang dilihat apakah sebanyak biasanya atau tidak," kata Kristia.
"Sementara kalau yang sudah tidak pakai popok, saat buang air kecil dicek. Apakah volume urinenya sedikit, jarang pipis dan warnanya keruh, pekat atau tidak," ucap Kristia.
Kristia menjabarkan apabila ada penurunan volume urine maupun warna urine lebih keruh, orang tua diimbau untuk segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan agar mendapatkan penanganan medis.
Kristia mengungkapkan kasus gagal ginjal akut ini akan semakin berat jika sudah ditambah gangguan organ lainnya. Kristia merinci ginjal memunyai fungsi untuk mengeluarkan cairan racun. Apabila terjadi penumpukan di ginjal akan berpengaruh pada organ lainnya.
"Tumpukan cairan di ginjal ini bisa berpengaruh sampai ke paru-paru, jantung dan liver. Pada beberapa kasus gagal ginjal ini juga menyebabkan adanya penumpukan cairan di paru-paru yang menyebabkan sesak nafas," urai Kristia.
Kristia menambahkan dari 13 pasien gagal ginjal akut yang ditangani oleh RSUP Dr Sardjito sebagian besar harus menjalani cuci darah. Hal ini dikarenakan fungsi ginjal sudah mengalami gangguan dan adanya pembekuan darah.