Mata Juling pada Anak Dapat Dicegah dengan Melakukan Ini

Ilustrasi juling pada anak.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Pandemi COVID-19 membawa dampak yang cukup luas terkait dengan kesehatan, salah satunya pada kesehatan mata. Juling atau strabismus adalah salah satu masalah kesehatan mata terjadi pada bayi dan anak di masa pandemi akibat refraksinya. 

Namun, dokter spesialis mata, Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, mengetakan juling dapat dicegah dengan memberikan rangsangsan agar syaraf-syaraf mata dapat bekerja dengan baik dan normal. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.  

"Bayi usia 3 sampai 6 bulan bisa diberikan rangsangan dengan mainan sehingga syaraf-syarafnya bisa bekerja dengan baik dan bekerja normal," kata dr Ni Retno yang juga Ketua Service Pediatrik Oftalmologi & Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, saat acara peluncuran kampanye “Care for Life” oleh Bosch Automotive Aftermarket (AA) yang menggandeng JEC Eye Hospitals & Clinics dan SOS Children’s Villages Indonesia, di Jakarta, Rabu 13 Oktober 2022. 

Menurut dr Ni Retno, saat bayi lahir hanya bisa melihat cahaya terang dan gelap dan saat usia dua bulan bayi mulai melihat warna hitam, putih dan abu-abu. Memasuki usia 3 bulan, mata bayi mulai melihat warna. 

"Pada periode 3-6 bulan ini bayi harus diberi rangsangan agar matanya tidak juling dan syarafnya bisa bekerja dengan baik. Namun jika saat usia tersebut orangtua melihat ada kelainan pada matanya (juling) sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan dini," tuturnya. 

Sementara apabila bayi atau anak sudah telanjur juling, masih apat dilakukan terapi agar kembali normal. 

"Ada dua cara yang bisa dilakukan menggunakan kacamata dan operasi, namun hal itu dilihat dari tingkat keparahan julingnya," ujar dr Ni Retno. 

dr Ni Retno meminta kepada orangtua untuk lebih memperhatikan perkembangan mata pada anak. Apabila diketahui ada tanda-tanda juling agar segera dibawa ke dokter. 

Sementara itu bertepatan dengan bertepatan dengan peringatan World Sight Day 2022  Bosch Automotive Aftermarket (AA) meluncurkan kampanye “Care for Life” dengan menggandeng JEC Eye Hospitals & Clinics dan SOS Children’s Villages Indonesia untuk membantu memulihkan kesehatan mata anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan. 

Dengan misi untuk mendukung terwujudnya masa depan yang lebih baik bagi kalangan yang membutuhkan di mana pun Bosch berada, inisiatif “Care for Life” di Indonesia berfokus pada #CareForSight untuk meningkatkan kualitas penglihatan anak. Indonesia sendiri berada di peringkat ketiga di antara 10 negara yang memiliki jumlah penderita gangguan penglihatan tertinggi di dunia. 

"Melalui ‘Care for Life’, Bosch AA berupaya membangun kemitraan jangka panjang dengan organisasi yang memahami kebutuhan kalangan yang menjadi fokusnya. Tujuan kami adalah untuk menciptakan dampak yang mengubah kehidupan anak-anak Indonesia. Bersama SOS Children’s Villages dan JEC Eye Hospitals and Clinics, fokus #CareForSight ini akan kami wujudkan dengan melakukan pemeriksaan mata kepada 120 anak, termasuk pemberian kacamata korektif,” kataGriselda Iwandi, Country Sales Director of Automotive Aftermarket, Bosch di Indonesia.

Hardian Baja Gunanta, Project Director SOS Children’s Villages Indonesia menyebut, SOS Children’s Villages sangat mengapresiasi Bosch AA yang melaksanakan kampanye #CareForSight. 

“Kami percaya kepedulian Bosch AA untuk meningkatkan kesehatan mata ini akan berdampak bagi anak-anak SOS Children’s Villages di Indonesia yang kelak akan menjadi penerus masa depan. Ini sejalan dengan misi kami untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan meningkatkan potensi diri mereka. Keterbatasan penglihatan tentunya akan sangat memengaruhi seorang anak dalam menjalani kehidupannya, bahkan sesederhana menjalankan rutinitas mendasar sehari-hari,”  kata Hardian Baja.

Untuk memberikan dampak yang lebih besar, Bosch AA berencana memperluas jangkauan inisiatif #CareForSight ke wilayah di luar Pulau Jawa, terutama di kawasan terpencil yang akses terhadap fasilitas kesehatan, apalagi kesehatan mata, masih sangat terbatas - pada 2023 mendatang. 

“Untuk mewujudkan itu, kami mengajak karyawan dan pelanggan Bosch, serta masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam inisiatif #CareForSight. Kami optimistis, dengan keterlibatan semakin banyak pihak, penanganan gangguan penglihatan pada anak-anak dapat semakin gencar dijalankan,” ujar Griselda Iwandi.