Seberapa Bahaya Insomnia Bagi Tubuh dan Mental? Ini Penjelasan Ahli

Insomnia
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Tak sedikit orang yang mengalami insomnia namun tak menyadarinya. Tak sedikit pula yang sudah tahu bahwa ia terkena insomia, namun masih menganggap enteng gangguang ini.

Mengutip Doylestown Health, insomnia secara umum dipahami sebagai gangguan tidur yang ditandai dengan bangun tidur terlalu pagi dan tidur tidak berkualitas (7-8 jam setiap malam).

Insomnia dibedakan dalam 2 jenis, yaitu primer dan sekunder. Insomnia primer adalah ketika seseorang memiliki masalah tidur yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi atau masalah kesehatan lainnya.

Insomnia

Photo :
  • Times of India

Insomnia sekunder artinya seseorang mengalami masalah tidur karena hal lain, seperti kondisi kesehatan atau efek samping obat yang diminum.

Insomnia dapat bersifat jangka pendek (akut) berlangsung selama beberapa hari atau mungkin berminggu-minggu. Jenis insomnia ini umum dan sering disebabkan oleh hal-hal seperti stres di tempat kerja, masalah keluarga, ujian besar di hari berikutnya atau peristiwa traumatis. Insomnia berkelanjutan atau jangka panjang (kronis), terjadi setidaknya 3 kali seminggu dan berlangsung selama 1 bulan atau lebih.

Namun, seberapa bahayanya insomnia bagi tubuh dan mental? Berikut penjelasannya. Menurut berbagai sumber insomnia dianggap berbahaya karena terkait dengan berbagai penyakit fisik maupun mental. 

Insomnia.

Photo :
  • U-Report

Insomnia yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit pada tubuh, seperti stroke, kejang, sistem kekebalan tubuh lemah, kepekaan terhadap rasa sakit, peradangan, obesitas, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Insomnia dalam memengaruhi mental, seperti dalam hal penilaian, suasana hati, keterampilan memori, depresi, kecemasan, 

Hal ini karena kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol atau yang dikenal juga sebagai hormon stres. Akibatnya, orang yang mengalami insomnia jadi cenderung mudah cemas dan khawatir akan banyak hal.

Selain itu, insomnia bisa memperpendek usia seseorang, lho. Penelitian ini dipublikasikan oleh Sleep Research Society, dengan melibatkan lebih dari 1 juta peserta dan 112.566 kematian, para peneliti melihat korelasi antara durasi tidur dan kematian. 

Ilustrasi insomnia.

Photo :
  • U-Report

Mereka menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidur 7-8 jam per malam. 

Sementara itu, studi yang lebih baru oleh The American Journal of Medicine melihat efek insomnia persisten dan kematian selama 38 tahun. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami insomnia persisten memiliki 97 persen peningkatan risiko kematian. 

Jadi, dapat dikatakan bahwa insomnia bisa jadi kondisi yang serius, jika terjadi berkepanjangan tanpa dilakukan penanganan.