Terungkap, Ini Penyebab Angka Stunting di Daerah Tinggi
- Direktorat P2PTM Kemenkes
VIVA Lifestyle - Melihat progress tumbuh kembang anak yang sehat dengan asupan gizi yang lengkap sudah menjadi dambaan setiap orangtua. Pemenuhan gizi menjadi hal yang penting untuk bekal tumbuh kembang anak. Hal terburuk, jika gizi tak terpenuhi maka akan mengancam kondisi gagal tumbuh.
Imaz, bocah berusia 2 tahun asal Pandeglang, Jawa Barat, merupakan salah satu balita dengan pemenuhan gizi yang tidak ideal. Di umurnya yang sudah menginjak 2 tahun, berat badan Imaz hanya 9,6 kilogram dengan tinggi badan 93,4 centimeter. Scroll untuk cerita lengkapnya.
Mi dan kental manis menjadi salah satu alasan Imaz kekurangan gizi. Nina, ibu dari Imaz menceritakan alasan di balik konsumsi mi dan kental manis setiap harinya.
"Saya memberikan mi instan dan kental manis ke anak saya karena hanya mengandalkan gaji dari suami sebesar Rp750.000 per bulannya. Itu pun tidak cukup buat sehari-hari," Ujar Nina, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima VIVA, Kamis 29 September 2022.
Lebih lanjut Nina menjelaskan bahwa anaknya sangat gemar jajan ke warung membeli mi dan kental manis, daripada mengonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur, daging, dan ayam.
Salah satu kader Posyandu Desa Rawasari, Kabupaten Pandeglang bernama Ene, memaparkan jika saat pemantauan bulanan anak-anak di wilayah tersebut, berat badan Imaz sempat mengalami peningkatan.
"Sempat naik, tapi abis itu turun lagi karena pemberian makanan bergizi tidak dilakukan secara konsisten," ujar Ene.
Ene menjelaskan selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.
"Kalau bisa mah kental manis itu jangan dikonsumsi gitu. Tapi ya yang namanya dia udah terbiasa minum kental manis ya minum kental manis aja nggak bisa digantikan yang lain," tegas salah satu kader posyandu tersebut.
Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5 persen bayi usia di bawah 5 tahun (balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021. Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8 persen pada tahun 2021 lalu. Tingginya angka stunting di Pandeglang ini disebabkan oleh tingkat ekonomi yang rendah.