Pandemi COVID-19 Disebut Akan Berakhir, Dokter: Jangan Euforia

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA Lifestyle – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir. Kendati begitu, dokter spesialis paru, dr Erlina Burhan, menegaskan agar masyarakat tidak euforia akan kabar tersebut dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Walau WHO sebut pandemi sudah di ujung mata, tapi COVID-19 tidak bisa diprediksi dan kondisinya dinamis," tutur Erlina Burhan, dalam webinar bersama AstraZeneca, Kamis 15 September 2022. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Menurut Erlina, sudah beberapa kali di penghujung tahun, pengumuman mengenai pandemi yang segera berubah menjadi endemi kerap terdengar. Apalagi di akhir tahun 2021 lalu, angka kasus sempat menurun drastis tak lebih dari 300 konfirmasi hariannya.

"Tapi tiba-tiba muncul Omicron, Januari-Februari naik lagi. Peak melebihi Delta, yang 54 ribu kasus per harinya, Omicron peak-nya 60 ribuan," tuturnya.

Dokter Erlina menilai bahwa munculnya subvarian baru tak menutup kemungkinan akan membuat angka kasus bisa bertambah dan melonjak. Meski hingga saat ini, subvarian baru tak menimbulkan keparahan gejala dan kematian, namun Erlina menilai masyarakat tetap harus waspada dan jangan lengah.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

"Kita juga melihat bahwa jumlah pasien yang dirawat makin menurun. Kematian juga menurun dan stabil. Arahnya ke arah endemi, tapi jangan euforia. Pertahankan apa yang baik. Sekarang sudah terbiasa cuci tangan, masih banyak pakai masker, kebiasaan-kebiasaan baik dipertahankan. Tingkatkan juga booster pertama," tandasnya.

Ada pun, jumlah kasus kematian mingguan yang dilaporkan akibat COVID-19 turun ke level terendah sejak Maret 2020, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa akhir pandemi sekarang sudah di depan mata.

“Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi”, kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan selama konferensi pers, dikutip dari UN News.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Namun, Direktur Jenderal badan kesehatan PBB menjelaskan, bahwa dunia belum sampai di titik akhir pandemi. Ia menganalogikannya sebagai lomba lari marathon.

"Seorang pelari maraton tidak berhenti ketika garis finis sudah terlihat. Dia berlari lebih keras, dengan semua energi yang tersisa. Jadi harus kita. Kita bisa melihat garis finis. Kami dalam posisi menang. Tapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari”, ia menggarisbawahi.

Ia juga mengingatkan bahwa jika dunia tidak mengambil kesempatan sekarang, masih ada risiko lebih banyak pada varian virus, kematian, gangguan, dan ketidakpastian.

“Jadi, mari kita ambil kesempatan ini”, desaknya, mengumumkan bahwa WHO mengeluarkan enam ringkasan kebijakan singkat yang menguraikan tindakan utama yang harus diambil semua pemerintah sekarang untuk menyelesaikan pandemi.