Sedang Tren, Ini Pengertian dan Cara Diet Intermitten Fasting

Ilustrasi puasa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Di era modern ini, setiap hal tentu akan mengalami kemajuan, begitu pula dengan cara menurunkan berat badan atau diet. Ada beberapa yang diet menggunakan metode gluten free, sugar free atau diet ketogenik. Nah saat ini ada juga metode baru yang sering dibilang "diet tanpa menyiksa”, bernama intermitten fasting.

Intermittent fasting banyak mendapat dukungan dari kaum selebriti dan para CEO dari berbagai perusahaan karena penurunan berat badan serta manfaat kesehatannya. 

Seperti yang tertera pada namanya, Intermittent fasting adalah jenis diet yang berorientasi pada waktu, di mana orang yang berpuasa memberi jarak panjang antara waktu makan terakhir hingga waktu makan pertama di hari berikutnya. Dengan begitu, mereka hanya boleh makan dalam kurun waktu yang lebih pendek.

ilustrasi perut rata, perut buncit, diet

Photo :
  • Pixabay/ Public Domain Pictures

Tidak seperti diet lain yang menghilangkan makanan tertentu seperti lemak atau karbohidrat, intermittent fasting atau bisa juga disebut puasa berselang, tak melarang makanan apapun untuk dikonsumsi. 

Melansir Indian Express, menyebutkan bahwa diet ini tidak membatasi apa yang boleh dimakan dan tidak, bijian-bijian, sayuran, protein atau buah-buah diperbolehkan selama "jendela makan" dibuka.

Prinsip dasar intermittent fasting adalah memberi tubuh waktu untuk mencerna makanan, dan dalam prosesnya, membakar lemak tubuh berlebih serta detoksifikasi. Diet ini dianggap lebih selaras dengan ritme sirkadian tubuh dan lebih bermanfaat.

Ilustrasi puasa.

Photo :
  • U-Report

Menurut New England Journal of Medicine (NEJM), intermiten fasting atau tidak makan selama berjam-jam secara berkala setiap minggu, atau menghindari makanan selama jam-jam tertentu setiap hari, dapat memberikan perubahan bagi mereka yang mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Hal ini diungkapkan oleh Johns Hopkins, peneliti dan dokter dari NEJM "Intervensi intermittent fasting memperbaiki obesitas, resistensi insulin, dislipidemia (jumlah lipid abnormal), hipertensi, dan peradangan. Intermitent fasting tampaknya memberikan manfaat kesehatan lebih besar daripada hanya dengan pengurangan asupan kalori," ujar Hopkins

Bagaimana Impelentasinya?

Ada tiga cara yang bisa dilakukan ketika akan  melalukan intermittent fasting yakni puasa pada hari-hari tertentu, puasa 5:2 atau selama dua hari setiap minggu dan makan dalam jangka waktu 6-8 jam serta puasa selama sisa siang dan malam.

Bagi seorang pemula, bisa menggunakan format 16:8, di mana kamu membiarkan diri berpuasa selama 16 jam untuk menghilangkan racun, membersihkan dan memperbaiki sistem dan hanya makan selama delapan jam dalam sehari.

Ilustrasi puasa.

Photo :
  • U-Report

Sebagai contoh, kamu bisa makan makanan terakhir sebelum jam 8 malam dan makan selanjutnya di waktu siang hari, pada keesokannya. Pola makan seperti ini sangat cocok bagi mereka yang terbiasa melewatkan sarapan.

Selama fase puasa, kamu hanya diperbolehkan minum air putih tanpa kopi, teh, teh hijau dan cuka sari apel. Saat buka puasa, pertama-tama minumlah air putih, atau air dengan lemon dan dilanjutkan dengan buah-buahan utuh.

Setelah 20 menit, maka kamu bisa makan kacang dan makanan ringan lalu diikuti dengan sayuran atau nasi satu jam setelahnya. Kamu juga bisa mengkonsumsi camilan sehat selama jendela makan dibuka hingga makan terakhir jelang puasa kembali dimulai.

Namun, sebelum melakukan intermittent fasting, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu pada dokter atau para ahli, terlebih jika kamu memiliki masalah kesehatan, seperti maag.