Dokter Boyke Ungkap Bahaya Hustle Culture, Picu Ejakulasi Dini

Ilustrasi kelamin pria
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle – Hustle culture nampaknya sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat urban yang terbiasa menjalani padatnya aktivitas. Meski terasa menguntungkan dari sisi finansial alias cuan, namun rupanya hal ini bisa berdampak pada masalah ranjang lantaran memicu ejakulasi dini dan disfungsi ereksi.

Dengan meningkatnya gaya hidup serba cepat yang mendorong seseorang untuk bekerja terus-menerus demi mencapai sukses dewasa ini, juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Banyak orang menganut gaya hidup hustle culture, yakni tekanan untuk bekerja lebih banyak dan lebih sibuk dari yang lain bahkan dianggap hal yang normal. Hal itu antara lain didorong oleh kebutuhan hidup yang tinggi, budaya kerja yang mulai bergeser dari kebutuhan hingga jadi kebiasaan.

“Padahal hustle culture ini juga bisa berdampak pada kesehatan, fisik dan mental, yang bisa berujung pada masalah vitalitas pria dan masalah seksual lainnya,” ujar dokter sekaligus seksolog Boyke Dian Nugraha, dalam peluncuran HORN, di Jakarta.

Karena kelelahan dan banyaknya tekanan hidup, tak jarang hal ini memicu penurunan gairah seks pria. Gairah seks yang rendah pada pria menggambarkan penurunan minat mereka terhadap aktivitas seksual. 

Ilustrasi pasangan.

Photo :
  • Freepik/yanalya

“Tak jarang pria menghindari topik vitalitas seksual karena malu, sehingga pengetahuan jadi terbatas, bahkan cenderung bingung. Akhirnya jadi menebak-nebak, tidak tahu mana yang terbukti dan mana yang mitos, akibatnya jadi semakin tersesat karena selalu tertutup. Inilah saatnya mencari tahu faktanya, karena seks bukan hal yang tabu, dan vitalitas adalah bagian penting dari eksplorasi bersama pasangan,” tutur dokter Boyke.

Menyusul kesuksesan WISH, Boyke & Co juga akan meluncurkan HORN, produk khusus untuk pria dewasa muda dalam mengatasi masalah seksualnya. Data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Urological Association menyebut, 30-40 persen pria pernah mengalami ejakulasi dini. Selain itu, satu dari lima pria berusia antara 18-59 tahun mengidap kondisi ini.

"Dari penelitian kita, dikatakan sekitar 54 persen pada pasien dengan disfungsi ereksi penyebabnya adalah psikologis," bebernya.

Boyke menyebut, beberapa faktor lain dapat menyebabkan ejakulasi dini, yakni masalah psikologis seperti stres, depresi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatan mental dan emosional dapat memperburuk kondisi itu.

Ilustrasi impotensi

Photo :
  • Men

Selain ejakulasi dini, masalah seksual yang kerap dialami pria adalah gangguan ereksi, kurang bergairah, peyrone (kondisi ketika bentuk penis membengkok akibat pembentukan jaringan parut di sepanjang batang penis), dan gangguan kesuburan.

“Dengan mengonsumsi HORN diharapkan pria dapat menjadi ‘tanduk’ alias kuat, keras atau menjadi pelindung bagi pasangan. Dengan HORN akan menimbulkan pengalaman yang liar, berisik seperti klakson ketika bercinta,” terang dr. Boyke.

“Dengan kata lain, kehadiran HORN bertujuan agar pria mendapatkan hubungan intim berkualitas dan memuaskan atau membahagiakan pasangan,” tambah Direktur HORN, Dhila.

Ada pun kandungan dari Horn mencakup bahan-bahan alami yang telah disetujui oleh BPOM dan Halal MUI. Beberapa kandungannya antara lain, Amethyst Extract (bahan antibakteri alami), Disodium Cocoamphodiacetate dan PEG 7 Glycer (bahan pembersih yang dihasilkan dari asam lemak yang berasal dari minyak kelapa), Guarana (penambah energi yang dapat meningkatkan kadar oksigen dan meningkatkan gairah seks), Ekstrak Ginseng, Jamur Cordyceps, Asorbic Acid (Vitamin C), dan masih banyak lagi.