Tak Banyak Diketahui, Ternyata Ini Proses Bayi Tabung
- Pixabay/DrKontogianniIVF
VIVA Lifestyle – Proses bayi tabung tentu harus dilewati oleh pasangan yang memang ingin memiliki bayi melalui bayi tabung. Hal ini sebagai solusi bagi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan atau kondisi tertentu sehingga sulit menghasilkan keturunan. Bayi tabung secara medis, disebut prosedur Vitro Fertilization atau bisa disingkat IVF.
Dulu memang proses bayi tabung masih sulit dan awam untuk dilakukan, namun kini sudah tak lagi. Hampir seluruh rumah sakit menyediakan proses bayi tabung. Apalagi, beberapa artis tak sungkan untuk membeberkan bahwa mereka menggunakan proses bayi tabung untuk mendapat keturunan, seperti Inul Daratista, Anisa Rahma, Asmirandah dan lainnya.
Mengutip Morula IV, Proses bayi tabung cukup panjang dilakukan, yaitu terdapat lima tahap. Nah, berikut adalah proses bayi tabung:
Induksi Ovulasi
Proses pertama adalah induksi ovulasi. Induksi ovulasi adalah pemberian obat-obatan untuk merangsang ovulasi pada perempuan. Hal ini dilakukan sebagai terapi hormonal yang menstimulasi perkembangan dan pelepasan sel telur.
Obat-obatan yang digunakan untuk induksi ovulasi sebagai berikut :
1. Follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi antara keduanya untuk merangsang indung telur (ovarium).
2. Human chorionic gonadotropin (hCG), biasanya diberikan sekitar 8–14 hari setelah suntikan perangsang indung telur (ovarium). Jika sel telur sudah siap untuk diambil, obat ini berfungsi untuk membantu proses pematangan sel telur.
Untuk mencegah sel telur lepas lebih cepat dari indung telur diperlukan obat penekan ovulasi prematur.
Selanjutnya, untuk mempersiapkan dinding rahim menjadi tempat penempelan embrio dibutuhkan suplemen hormon progesterone yang diberikan saat hari pengambilan sel telur.
Secara umum sebelum sel telur dapat diambil, induksi ovulasi memerlukan waktu kurang lebih 1–2 minggu. Selama proses ini, pasien harus mau menjalani USG transvaginal untuk memastikan pertumbuhan sel telur dan tes darah untuk memastikan ketepatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Proses membuat bayi tabung akan ditunda jika terjadi ovulasi prematur dan pertumbuhan sel telur rendah atau terlalu tinggi.
Pengambilan Sel Telur
Sekitar 34–36 jam setelah dilakukan suntikan hormon terakhir dan sebelum ovulasi, proses pengambilan telur akan dilakukan. Sebelum proses ini dilakukan, dokter akan memberikan obat penenang dan anti nyeri kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit yang muncul selama proses pengambilan telur berlangsung.
Tahapan dalam proses pengambilan telur adalah sebagai berikut:
- Dengan panduan USG transvaginal, sel telur akan diambil dari rahim menggunakan jarum kecil. Jika tidak memungkinkan dengan cara tersebut, dokter akan menyayat sebesar lubang kunci di dinding perut kemudian memasukkan jarum kecil dengan panduan USG abdomen.
- Selama 20 menit jarum tersebut akan menyedot beberapa sel telur. Telur yang sudah matang atau berovulasi, akan disimpan di inkubasi yang berisi media khusus untuk dibuahi sperma yang sudah ada di dalamnya.
Pengambilan Sperma
Pada awalnya, petugas dari laboratorium akan meminta sperma dari calon ayah yang nantinya akan digunakan untuk membuahi, biasanya dengan cara masturbasi. Nantinya, akan dipilih sperma yang terbaik agar proses kehamilan bisa berjalan lebih lancar.
Jika calon sang ayah tidak dapat melakukan masturbasi, sperma akan diambil langsung dari testis dengan menggunakan jarum.
Pembuahan
Proses pembuahan dilakukan melalui 2 cara, yaitu sebagai berikut.
- Inseminasi: Proses inseminasi dilakukan semalaman dengan cara mencampurkan sperma dan sel telur yang sehat dalam inkubator hingga menjadi embrio.
- Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI): Proses ICSI umumnya dilakukan apabila kualitas sperma pria sedikit, adanya gangguan pada pergerakan sperma, atau proses inseminasi yang gagal. Proses ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma sehat ke dalam sel telur.
Transfer Embrio
Proses bayi tabung terakhir adalah transfer embrio. Proses ini dilakukan kurang lebih 3–5 hari setelah proses pengambilan telur saat embrio sudah mulai berkembang. Berikut ini tahapan dalam proses transfer embrio:
- Pertama-tama, pasien akan dibius ringan agar tidak merasa nyeri. Efek dari bius ini terkadang pasien merasa kram perut.
- Dokter memasukkan selang kateter (fleksibel) dari vagina menuju rahim.
- Embrio disuntikkan melalui selang kateter.
- Proses ini dianggap berhasil jika embrio tertanam di dinding rahim selama kurang lebih 6–10 hari setelah embrio ditransfer ke dalam rahim.
Ada beberapa hal yang harus diperhatian sebelum melakukan proses bayi tabung. Wanita perlu melakukan tes cadangan pada ovarium terlebih dahulu. Hal ini melibatkan pengambilan sampel darah dan pengujian terhadap tingkat hormon perangsang folikel (FSH). Hasil tes dapat memberikan informasi pada dokter tentang ukuran dan kualitas sel telur.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa bagian rahim dengan metode USG untuk mendapatkan gambaran dari bagian tersebut. Selain itu, mungkin ahli medis juga memasukkan ‘teropong’ melalui vagina hingga ke dalam rahim. Tes ini dapat mengungkapkan kesehatan rahim dan membantu dokter untuk menentukan cara yang paling baik saat penanaman embrio.
Pihak pria atau sang ayah juga perlu melakukan tes sperma dengan memberikan sampel air mani untuk dilakukan analisis. Jika diketahui sperma yang dihasilkan lemah atau banyak kerusakan, pria mungkin mendapatkan injeksi sperma intracytoplasmic.
Selain itu, kedua calon orang tua proses bayi tabung harus memperhatikan dua hal berikut:
- Sejumlah ahli menyebut bahwa peluang keberhasilan dari proses ini rata-rata hanya sekitar 37–40 persen. Dengan kata lain, proses bayi tabung tidak menjanjikan kehamilan secara pasti, tetapi bisa membantu peluang seorang wanita untuk memiliki keturunan.
- Selama menjalani proses bayi tabung, calon ibu akan disarankan untuk menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin. Mulai dari mengonsumsi obat-obatan tertentu, vitamin, dan cara lain agar tubuh tetap fit.