Tanda Gula Darah Diabetes Sudah Rusak Tubuh, Tak Bisa Sembuh Lagi
- Pexels/Nataliya Vaitkevich
VIVA Lifestyle – Diabetes tipe 2 biasanya bisa tidak terdeteksi sampai kadar gula darah sangat tinggi. Saat ini terjadi, tubuh mengalami perubahan serius dan berpotensi merusak.
Untuk menghilangkan ancaman dari komplikasi serius, kadar gula darah mesti dikendalikan.
Menurut Cheryl Lythgoe, Kepala di Benenden Health, beberapa komplikasi yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi bisa tidak bisa disembuhkan.
"Diabetes saat ini dianggap sebagai pandemi internasional, dan bisa serius, efek samping yang tak bisa disembuhkan dari tidak mengendalikan kadar gula darah (glikemik)," kata Lythgoe dikutip laman Express.co.uk.
Dia melanjutkan, diabetes (baik tipe 1 dan 2) mempengaruhi seluruh tubuh, jadi ada banyak komplikasi dari tidak menjaga kendali glikemik yang sehat.
Di antara efek yang paling membahayakan adalah penyakit Alzheimer's, gangguan progresif yang menyebabkan otak mengecil (atrofi) dan sel otak mati.
Menurut Lythgoe, penderita diabetes dua kali berpeluang terkena Alzheimer's.
"Risikonya meningkat dengan kendali glikemik yang buruk dan diperkirakan berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah kecil yang muncul dengan kadar gula darah tinggi," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kita memiliki pembuluh darah kecil di dalam mata dan pembuluh darah itu bisa, dan akan, menjadi rusak karena kadar gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi.
"Ini memicu retinopati dan bisa, jika tidak terdeteksi dan diobati, memicu kebutaan," lanjutnya.
Menurut Lythgoe, tantangan yang sering kita hadapi dengan sistem vaskuler (darah) adalah sistem ini memberi makan seluruh tubuh kita, sehingga kerusakan apapun terhadap pembuluh darah kecil dan besar bisa menyebabkan masalah.
Dia menambahkan, penyakit jantung, serangan jantung dan stroke menjadi lima kali berpeluang terhadi pada mereka yang memiliki kendali diabetes yang buruk.
Hampir 40 persen orang dengan diabetes juga terkena nefropati. Ini di mana ginjal tidak menyaring seefektif sebelumnya dan bisa mengakibatkan kebutuhan akan dialisis atau transplantasi ginjal.
Lythgoe memaparkan, kendali glikemik yang buruk mempengaruhi banyak organ besar di dalam tubuh.
"Sayangnya, ini juga mempengaruhi bagaimana tubuh merespons infeksi dan mengendalikan sakit," katanya.
"Dari meningkatnya risiko luka yang tidak sembuh hingga meningkatnya prevalensi infeksi bakteri, kemampuan tubuh kita untuk melawan dan membersihkan infeksi menurun dengan kendali glikemik rendah," lanjut dia.
Dia menambahkan, jika ini digabungkan dengan kerusakan saraf yang terjadi, menyebabkan kita tidak menyadari beberapa gejala umum infeksi.
"Untuk menghindari peningkatan risiko Anda, penting untuk menjaga kendali glikemik yang sehat, yang bisa dicapai dengan memperhatikan gaya hidup secara aktif dan menggunakan obat sesuai yang diresepkan," kata Lythgoe.